Kapolri Pengin Tambah Personel Densus 88, Bambang: Berpotensi Membuat Gaduh

Kapolri Pengin Tambah Personel Densus 88, Bambang: Berpotensi Membuat Gaduh
Ilustrasi - Densus 88 Antiteror Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat kepolisian Bambang Rukminto mengkritik rencana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait penambahan personel Densus 88 menjadi dua kali lipat.

Menurut Bambang, kebijakan itu berpotensi memunculkan pemborosan anggaran dan duplikasi dengan peran Brimob yang memiliki Satuan Perlawanan Antiteror (Wanteror).

"Kapolri seolah melupakan sejarah panjang peran Korps Polisi Istimewa, yang bermetamorfe menjadi Brigade Mobil ini," kata Bambang kepada JPNN.com, Minggu (20/2).

Dia menambahkan adanya kebijakan itu juga menunjukkan kegagalan BNPT sebagai badan negara yang bertanggung jawab pada pencegahan terorisme.

"Sebegitu besarkah potensi terorisme di negeri ini? Lalu apa peran yang dilakukan BNPT selama ini sehingga perlu anggaran penindakan yang begitu besar?" ujar Bambang.

Kebijakan tersebut, lanjut Bambang, bukan membuat masyarakat nyaman, justru bisa malah berpotensi membuat gaduh masyarakat.

"Alih-alih membuat masyarakat nyaman, justru ini malah sebaliknya bisa berpotensi membuat gaduh masyarakat," ujar Bambang.

"Mengingat kecenderungan prestasi selalu diukur secara kuantitatif, penangkapan-penangkapan yang terkadang juga salah," sambung peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) itu.

Pengamat kepolisian Bambang Rukminto mengkritik rencana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait penambahan personel Densus 88 menjadi dua kali lipat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News