Kapsul Geprek

Oleh: Dahlan Iskan

Kapsul Geprek
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Keberangkatan Dawood dan anak sulungnya dijadwalkan tahun 2020. Tetapi wabah Covid menjadi pandemi. Program itu ditunda. Umur Alina pun sudah meningkat jadi 18 tahun. Tetapi Suleman sudah telanjur didaftarkan dan kian ingin juga ke Titanic.

Sebelum keputusan final, Dawood, istri, Suleman, dan Alina bertemu bos OceanGate di London. Di sebuah kafe dekat Waterloo. Yang dibicarakan soal detail desain Titan dan keamanannya. Di situlah Dawood mantab: tetap berangkat bersama Suleman.

Tanggal 14 Juni mereka terbang dari London ke Kanada. Mereka mendarat di Toronto. Dari Toronto terbang lagi ke St John's di Pulau Newfoundland. Yakni pulau paling timur Kanada. Di situlah dermaga OceanGate. Kapal Polar Prince sudah sandar di situ dan siap berangkat.

Ada masalah serius. Cuaca jelek. Pesawat Dawood dari Toronto ke pulau itu dibatalkan. Baru ada keesokan harinya. Waktu sudah mepet.

Besoknya pun pesawatnya delay lama, padahal seharusnya, sehari sebelumnya ia sudah tiba. Akhirnya tengah malam Dawood, istri, dan dua anaknya baru mendarat di pulau itu, padahal kapal Polar Prince sudah harus lepas sauh pada pukul 05.00 pagi. Akan tetapi masih untung. Masih sempat. Meski waktunya serba mepet.

Selama 4 hari mereka naik kapal itu: menuju titik tenggelamnya kapal Titanic. Sejauh sekitar 500 km.

Di kapal Polar Prince mereka tidur di dua tempat tidur bertingkat. Dawood di tingkat bawah, istrinya di atas. Suleman dan adiknya di tempat tidur tingkat satunya.

Tiap hari ada brifing dari kapal itu. Dua kali. Jam 7 pagi dan 7 malam. Yakni brifing tentang semua hal terkait dengan wisata ke dasar laut itu.

KESIMPULAN saya: The New York Times tetap yang paling hebat menulis gepreknya Titan. Kapsul baja berisi 5 orang yang ingin melihat bangkai kapal Titanic

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News