Karena Mobil Rolls Royce-nya, Pengusaha Ini Merasa Disiksa Polisi Adelaide

Yasser adalah direktur eksekutif sebuah perusahaan yang memiliki beberapa bisnis di Australia Selatan, termasuk ‘BP On the Run’, ‘Smokemart’ dan ‘Krispy Kreme’.
Norman Hoy sendiri mengaku tidak bersalah atas tuduhan penyerangan yang dilakukannya. Ia juga diduga menyalahgunakan kekuasaannya.
Jaksa Nick Healy mengatakan kepada juri, kekerasan yang dilakukan terhadap Yasser itu melanggar hukum.
Yasser-pun mengutarakan bahwa ia merasa diperlakukan tak senonoh oleh Norman Hoy dan polisi yunior yang ada bersamanya.
"Saya secara konsisten diteriaki ... itu adalah bagian dari pola untuk menekan atau mengintimidasi saya," katanya.
Ia pun tak membantah bahwa dirinya sempat berkata kepada sang polisi yunior "Anda bukan pengacara, saya lebih paham hukum daripada Anda, jadi jangan bilang di mana saya harus berdiri.”
Tapi ia mengaku, semua perkataanya itu tak disertai dengan tindakan agresif atau berdiri di dekat wajah petugas.
Persidangan inipun masih terus berlanjut.
Pengusaha ternama asal Adelaide, Yasser Shahin, mengatakan kepada pengadilan bahwa ia diperlakukan tak senonoh oleh dua petugas polisi yang menyuruhnya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM