Karmuji, Pawang Pencari Buaya Pemakan Orang

Karmuji, Pawang Pencari Buaya Pemakan Orang
Karmuji (kiri), Pak Taju (Tengah) dan Pak Akas (Kanan). Foto: Deden Saputra/JPNN

Keluarga Wacaling pun makin waswas. Salah satu kerabatnya, Akas, berinisiatif mencari pawang buaya.

Akas lantas menemui Karmuji, pawang yang tinggal di Desa Atula, Kecamatan Ladongi.

“Dia (Karmuji) langsung mengatakan mayat Wacaling itu masih utuh, tetapi belum bisa ditemukan karena buaya belum mau melepasnya,” kata Akas saat ditemui JPNN.com di rumahnya, beberapa waktu lalu.

Selanjutnya, Karmuji ikut mencari mayat Wacaling. Pada hari kedua pencarian, pawang buaya itu langsung pergi ke Sungai Wungguloko yang berjarak sekitar tiga kilo meter dari rumahnya.

Akas menuturkan Karmuji langsung menggunakan mata batinnya untuk mencari buaya pemakan Wacaling. Hasil penerawangannya menunjukkan mayat korban tak akan ditemukan pada hari itu.

“Katanya, buaya itu baru mau melepas (mayat Wacaling) keesokan harinya (12/5)," ujar Akas kembali menirukan ucapan Karmuji.

Sehari kemudian, Karmuji kembali mendatangi Sungai Wungguloko. Beberapa saat kemudian, ada buaya yang muncul membawa mayat Wacaling.

Buaya itu mendekat ke kaki Karmuji. Saat itu pula sang pawang langsung menyeret mayat Wacaling.

Karmuji pun mencoba berbicara dengan buaya pemangsa warga itu. Dia meminta reptilia ganas itu melepaskan mayat Wancaling.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News