Karya Inovatif Pelajar Cendekia Harapan di Acara Indonesia Science Day 2019

Karya Inovatif Pelajar Cendekia Harapan di Acara Indonesia Science Day 2019
Delapan pelajar Cendekia Harapan di acara Indonesia Science Day 2019. Foto: Istimewa for JPNN.com

Walaupun jerami telah dimanfaatkan menjadi pakan ternak ataupun biogas, kenyataannya 80 persen petani masih melakukan pembakaran jerami.

Pembakaran jerami menjadi jalan pintas petani dalam mengejar siklus penanaman padi. Dampak dari pembakaran jerami bukannya tak dirasakan oleh para petani, hanya saja mereka tidak menghiraukannya demi mengejar target produksi padi untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok masyarakat. Polusi udara, gangguan saluran pernapasan dan bahkan kecelakaan yang berujung kematian seakan-akan dal yang biasa di sekitar area pembakaran jerami padi.

Hal yang tak banyak orang sadari di balik pembakaran jerami ternyata ada butiran-butiran silika yang dapat diolah menjadi produk-produk bernilai jual tinggi, seperti keramik glow in the dark, gigi palsu (green teeth), dan silika gel untuk pengganti Freon AC.

Limbah minyak jelantah dari para pedagang gorengan pun tak luput dari rasa kepedulian siswa-siswi Cendekia Harapan terhadap lingkungan. Minyak jelantah yang biasanya dibuang langsung ke tanah dan terkadang beberapa pedagang gorengan membuangnya ke sungai, diolah menjadi sabun cuci tangan, sabun pel dan sabun cuci piring yang higienis.

Sampah bunga kenanga dan kamboja, serta kulit jeruk diubah menjadi pewangi untuk sabun tersebut. Tak hanya bagian dari tanaman yang sudah berguguran, daun liligundi pun tak luput dari tangan-tangan mungil ini dan diubah menjadi esensial oil dalam obat nyamuk elektrik.

Tanaman toga lainnya yang cenderung tidak disukai karena arona dan rasanya yang kurang enak juga diubah menjadi produk-produk yang menarik, seperti dodol jahe, wedang, dan coklat rempah.

Tumbuh di Negara maritim yang sebagian aktivitas ekonominya berlangsung di atas kapal dan siswa-siswi ini juga merasakan kegelisahan akan besarnya beban terkait awak kapal. Kegelisahan tersebut menimbulkan keinginan membuat kapal auto pilot untuk mengurangi awak kapal dan meningkatkan produktivitas di bagian perairan.

“Hingga saat ini mereka sudah berhasil membuat prototype dari kapal auto pilot yang diharapkan mampu mengatasi masalah trasnportasi di perairan Indonesia.”

Indonesia Science Day 2019: Delapan pelajar Cendekia Harapan menunjukkan karya nyata bukti kepedulian mereka terhadap permasalahan lingkungan yang dihadapi masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News