Karyawan Tidak Suka Waktu Kerja Fleksibel Dipaksakan
"Ada muncul banyak masalah penjadwalan di tempat kerja yang mulai menerapkan sistem CWW ini, yang menurut saya tidak benar-benar dipertimbangkan sebelum menerapkan program ini."
Perusahaan butuh 'jam inti'
Edward Hyatt mengatakan penelitiannya menunjukkan bahwa menerapkan pengaturan waktu kerja yang fleksibel harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Photo: Terserah manajer untuk memastikan jam kerja yang fleksibel tidak menghalangi kemampuan karyawan untuk melakukan pekerjaan mereka, kata Hyatt. (Pexels, CC0)
"Mungkin akan terserah kepada para manajer untuk memastikan bahwa masalah koordinasi tidak akan muncul," katanya.
"Jika benar-benar tidak mungkin untuk bekerja dengan jam kerja biasa, maka mungkin pilihan kerja yang fleksibel bukanlah cara terbaik untuk diterapkan sebagai pengaturan kerja yang utama."
Dia mengatakan salah satu rekomendasi yang muncul dari penelitian ini adalah agar bisnis mengidentifikasi "jam kritis" bila dibutuhkan untuk beroperasi pada kapasitas penuh.
"Jadi mungkin memiliki seperangkat jam inti standar yang setiap orang harus ada secara reguler dan ini dipahami sebagai jam kerja normal," katanya.
"Tapi kemudian memiliki sedikit ruang gerak di sekitar sisa jam kerja dalam seminggu, jadi mungkin 10 sampai 15 jam mereka bisa tetap fleksibel agar orang-orang bisa pulang lebih awal untuk melewatkan jam sibuk atau pergi menangani tugas sebagai orang tua."
- Dunia Hari Ini: Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi, 37 Orang Tewas
- Verifikasi dengan Swafoto Bersama Kartu Identitas: Seberapa Aman dan Bisa Diandalkan?
- Dunia Hari Ini: Surat Kabar Inggris Digugat Pangeran Harry
- Apa yang Menyebabkan Dwi Kewarganegaraan Indonesia sekadar Wacana?
- Ketika Yahudi Australia Berubah Pikiran soal Israel, Simak Ceritanya
- Dunia Hari Ini: Rekor Roti Terpanjang di Dunia Dipecahkan di Prancis