Kasus COVID-19 di Indonesia Capai Satu Juta, Semua Pihak Diminta Bekerja Keras
Meski Rini dan putranya kini telah dinyatakan negatif COVID-19, ia banyak belajar dari pengalamannya saat terjangkit COVID-19, termasuk aspek psikologis yang menurutnya turut berperan dalam prose pemulihan.
Photo: Indonesia kini berada di peringkat ke-19 dari 20 negara dengan total angka penularan COVID-19 tertinggi di dunia. (AP: Firdia Lisnawati)
Data yang tidak dibuka dan ilmuwan yang kurang dilibatkan pada awal pandemi
Elina Ciptadi, peneliti dari Kawal COVID-19, menilai di awal penanganan COVID-19, Pemerintah cenderung tidak transparan dalam menyampaikan data dan fakta pandemi yang penting dan diperlukan oleh masyarakat untuk bisa menyikapi krisis pandemi corona.
Daripada mengkomunikasikan risiko, menurut Elina, Pemerintah lebih suka mencegah kepanikan melalui narasi-narasi positif dengan basis data yang hampir tidak ada.
Elina mencontohkan kampanye: 'kalau optimis, kita akan sehat dan meningkatkan imunitas tubuh'.
"Itu ada benarnya, memang. Tapi definisi optimisme sendiri adalah tidak kehilangan harapan bagaimanapun buruknya situasi yang sedang dihadapi."
Photo: Kerumunan warga di pasar tradisional di Bogor 18 Mei 2020 lalu. (Antara Foto/Arif Firmansyah/via REUTERS)"Jadi bagaimana warga bisa optimistis kalau mereka nggak tahu seberapa buruknya kemungkinan yang mereka hadapi karena datanya nggak ada?" tutur Elina.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan total kasus COVID-19 di Indonesia hingga Selasa (26/01) telah mencapai 1
- Warga Dievakuasi untuk Menghindari Letusan Gunung Ruang
- Dunia Hari Ini: Helikopter ini Mengirimkan Pesan dari Mars ke Bumi
- Wombat Tertua di Dunia Berulang Tahun yang ke-35
- 19 Kg Sabu-Sabu dari Malaysia Akan Diedarkan di Indonesia
- Pelaku Penikaman Masal di Sydney Disebut Tidak Mencurigakan
- Orang Utan Kalimantan Lahir di Kebun Binatang di Florida, Amerika Serikat