Kasus IM2 Dianggap Noda 2014 Bidang Regulasi Industri ICT

Kasus IM2 Dianggap Noda 2014 Bidang Regulasi Industri ICT
Kasus IM2 Dianggap Noda 2014 Bidang Regulasi Industri ICT

“Ini penting agar tidak ada lagi aparat penegak hukum yang salah mengartikan sebuah aturan main,” ujarnya.

Sammy merujuk kasus IM2 yang membuat iklim investasi dan usaha di Indonesia menjadi tidak kondusif serta menjadi ancaman akan keberlangsungan layanan internet di Indonesia. Bayangkan saja ada 200-an bos internet service provider (ISP) yang memakai mekanisme bisnis yang sama dengan IM2 terancam masuk penjara.

Bahkan jika para operator ISP itu menghentikan layanan internet akan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Dalam satu jam, dari catatan APJII potensi kerugian jika Internet mati bisa mencapai Rp767,5 miliar atau Rp4,6 triliun per hari. “Itu tidak boleh terjadi lagi,” tegasnya.

Di sisi lain, Sammy memberi catatan khusus bahwa pengguna internet di tahun 2015 lebih mementingkan kualitas dan keamanan jaringan internet. Apalagi, saat ini sudah ada aplikasi yang mampu memverifikasi benar atau tidaknya sebuah website, email atau akun lainnya.

“Jadi mereka menginginkan layanan internet bukan sekedar akses saja, tapi lebih dari itu. Jaringan internet harus lebih berkualitas dan secure,” ujarnya.

Tuntutan ini seiring dengan semakin meningkatnya transaksi e-commerce dan pengguna tidak menginginkan lagi adanya email sampah (spam), akun aspal atau website yang juga aspal.

“Tuntutan lainnya, mereka menginginkan adanya national single paymentuntuk transkasi e-commerce dimana tahun 2014 belum direalisasikan. Lagi-lagi masalah secure jaringan akan mendominasi di tahun 2015,” ujarnya.

Terkait kesiapan para operator, Sammy melihat bahwa masing-masing operator telekomunikasi sudah mengantisipasinya. Mulai dari meningkatkan layanan, memperbaiki jaringan yang dimilikinya hingga meluncurkan akses cepat berupa 4G LTE.

JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Sammy Pangerapan menyampaikan sejumlah catatan hasil evaluasi 2014. Dikatakan,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News