Kasus KDRT Diprediksi Meningkat Selama Lockdown Corona di Eropa
jpnn.com - Kebijakan lockdown yang diterapkan sejumlah negara di Eropa untuk mencegah penyebaran virus corona berpotensi menimbulkan masalah baru: kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Kekhawatiran tersebut disampaikan organisasi pendamping korban kekerasan domestik di berbagai kota Eropa. "Untuk banyak orang, rumah mereka bukanlah tempat yang aman," ujar pihak BFF, salah satu organisasi yang berbasis di Jerman, seperti dilansir AFP, Sabtu (28/3).
BFF berpandangan, stres yang timbul akibat isolasi sosial dapat memicu ketegangan dan meningkatkan risiko kekerasan domestik terhadap perempuan dan anak-anak. Masalah ini bahkan bisa timbul di rumah tangga yang tidak memiliki sejarah kekerasan domestik sebelumnya.
Selain keterbatasan gerak, ketakutan terkait lapangan kerja dan kesulitan finansial juga dapat meningkatkan potensi konflik. "Masalah-masalah tersebut menciptakan tekanan besar di dalam rumah tangga," ujar Florence Claudepierre dari FCPE, sebuah organisasi yang berbasis di Upper Rhine, Prancis.
Di Tiongkok, jumlah laproan terkait kekerasan terhadap perempuan meningkat tiga kali lipat selama masa lockdown. Sedangkan di Spanyol, pekan lalu seorang perempuan tewas akibat aksi KDRT pasangannya. (AFP/dil/jpnn)
Kebijakan lockdown yang diterapkan sejumlah negara di Eropa untuk mencegah penyebaran virus corona berpotensi menimbulkan masalah baru: kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Redaktur & Reporter : Adil
- Bongkar Kelakuan Kurnia Meiga, Azhiera: Aku Pernah Dicekik, Ditendang, Dipukul
- Oh Ternyata, Ini Alasan Mantan Istri Kurnia Meiga Berani Bicara Blak-blakan
- Ungkap Perlakuan Kurnia Meiga, Azhiera: Ada KDRT kalau Aku Melarang Dia
- Tidak Pamit saat Keluar Rumah, Rika Ramadhani Alami Luka-Luka Dianiaya Suami
- Balita di Tangerang Jadi Korban KDRT, Terduga Pelakunya Ayah Tiri
- Tamara Tyasmara Laporkan Angger Dimas Terkait KDRT, Begini Kabar Terbarunya