Kasus Suara PPP Bergeser ke NasDem, Siapa Saja Bermain?

Kasus Suara PPP Bergeser ke NasDem, Siapa Saja Bermain?
Bendera PPP. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

Dikatakan, kasus jual beli suara telah menjadi rahasia umum. Biasanya melibatkan tim sukses calon legislatif (caleg), pengurus partai, hingga penyelenggara pemilu. Bahkan orang luar juga bisa terlibat.

Dengan fakta bahwa PPP tidak mendapatkan kursi di dapil 4 Sleman, maka muncul dugaan ada permainan yang dilakukan oleh caleg. Itu agar modal kampanye yang telah dikeluarkan para caleg gagal bisa kembali.

Terkait indikasi adanya jual beli suara antarcaleg, Ketua DPC PPP Sleman HM Nasikhin mengaku belum bisa memastikannya. Dia belum menelusirinya.

Kendati demikian, dia terus akan mengejar pelaku yang membuat suara PPP sempat hilang. Tak terkecuali jika hal itu melibatkan caleg internal PPP. Jika hal itu benar, kata Nasikhin, berarti caleg terkait tak punya loyalitas terhadap partai.

"Kami menjaga etika politik. Menjaga kondusivitas. Agar tidak tejrjadi lagi di tahun berikutnya," ucapnya.

Sementara itu, untuk mempertanggungjawabkan kasus tersebut Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Depok Miftahul Jamil menyatakan siap diperiksa.

Emil, sapaannya, mengklaim tidak bersalah atas kasus pergeseran suara PPP ke Nasdem. Makanya dia siap buka-bukaan agar kasus tersebut menjadi gamblang. Termasuk jika memang ada yang bermain di balik kasus tersebut.

"Kalau terbukti tidak bersalah, kami ingin agar nama baik kami dipulihkan. Karena adanya kasus ini kami sebagai PPK dituding yang bermain," katanya.

Ribuan suara milik PPP di dapil 4 Sleman Yogyakarta, pada Pemilu 2019, yang sempat raib sudah dikembalikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News