Kata Adik Amrozi tentang Bom Bunuh Diri di Kampung Melayu

Kata Adik Amrozi tentang Bom Bunuh Diri di Kampung Melayu
Suasana di sekitar lokasi ledakan bom di kawasan Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam. Foto: Haritisah Almudatsir/Jawa Pos

Malah, mungkin saja itu hanya petasan besar yang kemudian dililiti potongan besi kecil-kecil sebagai peluru (shrapnel).

Ketika ditanya siapa yang mungkin jadi pelakunya, Ali hanya mengangkat bahu. Namun, dia menyebut pasti tidak jauh-jauh dari jaringan kelompok Santoso cs atau Bahrun Naim.

”Serangan dalam empat tahun terakhir itu nyaris sama semuanya,” kata Ali. Lebih cenderung nekat dan konyol, tapi semangat jihadnya sangat tinggi.

”Atau bisa juga lone wolf,” imbuhnya merujuk pada satu individu yang belajar bom sendirian dan kemudian melaksanakan aksi secara sendirian pula.

Meskipun kemampuan secara teknis sangat payah, tutur Ali, hal itu harus sangat diwaspadai. ”Yang berbahaya justru semangatnya,” ingat dia.

Menurut Ali, semangat beragama yang serampangan merupakan ladang subur bagi terorisme.

”Jika kondisi masyarakat seperti ini saat saya masih di dunia ikhwan jihadi, maka sangat enak melakukan perekrutan,” terangnya. (ano/c9/nw)

 


Peristiwa peledakan bom terjadi secara beruntun. Manchester, Marawi (Filipina), lalu di Halte Transjakarta Terminal Bus Kampung Melayu, Jakarta Timur,


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News