Kawal Anak SMP yang Masih Rentan Berjejaring Sosial

Kawal Anak SMP yang Masih Rentan Berjejaring Sosial
BERDEDIKASI: Sholeh Hadi Setyawan (duduk), Daniel Soesanto, dan Melissa Angga para relawan TIK. Mereka mendapat penghargaan dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat peringatan HUT Surabaya ke-721 di Taman Surya. Foto: Titik Andriyani/Jawa Pos

jpnn.com - JARI-jemari Sholeh Hadi Setyawan bergerak aktif mengarahkan mouse komputernya. Matanya jeli memeriksa satu per satu tampilan web di depannya. Sholeh sedang meneliti aplikasi games yang tengah dia buat bersama dua rekan relawan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) lainnya. Yakni, Melissa Angga dan Daniel Soesanto.

Games itu akan dia kompetisikan kepada siswa-siswi SMA/SMK se-Surabaya pada November tahun ini. Meski kompetisi masih lama, Sholeh ingin memastikan games tersebut sempurna untuk dilombakan. Sebuah games yang sangat mencirikan kota ini.

Ya, kompetisi seputar TIK adalah salah satu kegiatan yang dihelat para relawan TIK. Siapa saja mereka? Sholeh menuturkan, relawan TIK Surabaya dibentuk pada 9 November tahun lalu. Sehari kemudian, SK kepengurusan relawan itu keluar.

’’Relawan TIK Surabaya dibentuk oleh relawan TIK pusat. Visi utama kami memasarkan TIK secara positif,’’ ungkap Sholeh saat ditemui di ruang rapat Fakultas Teknik Informatika Ubaya pada Jumat lalu (30/5).

Lalu, bagaimana relawan tersebut bisa terbentuk? Sholeh mengungkapkan, dirinya mempunyai komunitas di kampusnya yang memang sehari-hari menekuni TIK. Sebab, TIK juga berkaitan dengan pekerjaannya sebagai dosen sistem informasi di teknik informatika Universitas Surabaya (Ubaya).

Sholeh juga sering berhubungan dengan teman-teman SMA-nya yang sama-sama mendalami TIK. Selain itu, dia berkenalan melalui media sosial dengan berbagai komunitas ”pecandu” teknologi informasi. Dari berbagai komunikasi intens tersebut, mereka kemudian kopi darat. Mulai mengobrol ringan, berkawan akrab, hingga mengadakan berbagai event seputar TIK. Singkatnya, Sholeh lalu mendapat tawaran dari salah seorang pengurus relawan TIK pusat untuk membentuk relawan tersebut di Surabaya.

Sholeh menyambut ajakan itu. Dia pun menggandeng teman-temannya untuk menjadi relawan. ”Namanya relawan, ya orientasi kami kegiatan sosial. Nggak dibayar alias gratis,” ujar pria yang pada hari itu mengenakan atasan batik cokelat.

Dia pun lalu menyusun pengurus relawan TIK. Yang duduk dalam pengurusan TIK tidak hanya para rekannya dari Ubaya, tapi juga dari berbagai kampus di Surabaya. Misalnya, dari Universitas Ciputra, Universitas Narotama, maupun Universitas Negeri Jember. Mereka juga berasal dari berbagai profesi.

JARI-jemari Sholeh Hadi Setyawan bergerak aktif mengarahkan mouse komputernya. Matanya jeli memeriksa satu per satu tampilan web di depannya. Sholeh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News