KB Bisa Turunkan Risiko Kanker Serviks?

KB Bisa Turunkan Risiko Kanker Serviks?
Deteksi dini kanker serviks

Penggunaan kondom secara baik dan benar adalah dengan mengenakan yang baru sebelum melakukan aktivitas seksual penetratif, baik melalui vagina, anal, ataupun oral.

Selanjutnya, kondom dipakai pada penis yang sedang ereksi, dengan memberikan ruang pada ujung kondom untuk mengumpulkan air mani. Setelah melakukan aktivitas seksual, kondom perlu segera dilepas saat penis masih ereksi.

Satu hal yang perlu digarisbawahi, penggunaan kondom secara baik dan benar hanya melindungi area yang tertutup olehnya. Ini berarti bahwa area yang tidak tertutup oleh kondom tetap berisiko terkena infeksi HPV. Karena pada dasarnya, manfaat kondom dalam melindungi terjadinya infeksi HPV bergantung pada lokasi tubuh yang terkena infeksi.

Selain kondom, ada pula metode KB lain yang disebut mampu menurunkan risiko kanker serviks. Metode KB ini dikenal dengan sebutan IUD alias AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).

Studi menemukan, wanita yang menggunakan IUD mamiliki angka kejadian kanker serviks lebih rendah 30% dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakannya. Alasan dari penemuan itu memang masih dipelajari.

Namun, diperkirakan bahwa AKDR membantu melawan infeksi HPV sehingga menurunkan risiko munculnya kanker serviks. Penggunaan IUD akan memicu respons dari sistem kekebalan tubuh, sehingga dapat melawan infeksi HPV.

Selain itu, penggunaan IUD juga dapat memicu sistem imun jangka panjang akibat reaksi terhadap komponen yang ada di dalamnya, dimana hal tersebut juga dapat menargetkan HPV.

Berbanding terbalik dengan jenis KB yang telah disebutkan, penggunaan metode KB dengan pil alias pil KB malah ditemukan dapat meningkatkan risiko kanker serviks.

Saat HPV menginfeksi, tubuh akan bereaksi dengan mengirim sel di sistem imun untuk membasmi virus tersebut. Jika gagal, infeksi akan berlanjut sehingga berisiko menimbulkan kanker serviks.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News