Ke Darul Uloom Zakariyya, Pesantren Multibangsa di Johannesburg

Sekamar Punya Enam Kamar Mandi dan Enam Tempat Wudu

Ke Darul Uloom Zakariyya, Pesantren Multibangsa di Johannesburg
Salah satu santri asal Indonesia di depan Pesantren Darul Uloom Zakariyya di Johannesburg, Afrika Selatan. Foto : Jawa Pos
 

Seperti halnya di Indonesia, aturan di Pondok Darul Uloom juga ketat. Di sana tidak ada pesawat televisi. Para santri juga tidak boleh membawa HP. Kalaupun membawa, mereka harus menitipkannya kepada para ustad. Mereka hanya boleh menggunakan HP saat libur mingguan, Sabtu dan Minggu. Tapi, saat libur Sabtu, para santri tak boleh keluar dari areal pondok.

 

"Biasanya libur Sabtu digunakan untuk mengikuti ekstrakurikuler dan menelepon sanak saudara para santri," kata Zaki.

 

Pada libur Minggu, para santri boleh keluar dari kompleks pondok. "Biasanya ada yang main ke mal atau nonton film. Karena di Afsel sedang berlangsung Piala Dunia, hari ini (Minggu, 13/6) ada yang ramai-ramai nonton pertandingan," ujarnya. "Yang punya uang, ada yang nonton langsung ke stadion. Tapi, bagi yang tak punya uang, cukup nonton melalui televisi," imbuhnya.

 

Jika ada santri yang melanggar aturan pondok, hukumannya berat dan tegas. Misalnya, jika ada yang telat salat berjamaah, terlambat mengikuti pelajaran, atau sengaja membolos, hukumannya bisa disuruh membersihkan WC, dijemur di lapangan, atau kepalanya digundul.

Di Afrika Selatan terdapat sebuah pondok pesantren multibangsa yang cukup besar. Santrinya sekitar 700 orang dari 54 negara. Termasuk dari Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News