Ke Darul Uloom Zakariyya, Pesantren Multibangsa di Johannesburg
Sekamar Punya Enam Kamar Mandi dan Enam Tempat Wudu
Selasa, 15 Juni 2010 – 08:02 WIB
Seperti halnya di Indonesia, aturan di Pondok Darul Uloom juga ketat. Di sana tidak ada pesawat televisi. Para santri juga tidak boleh membawa HP. Kalaupun membawa, mereka harus menitipkannya kepada para ustad. Mereka hanya boleh menggunakan HP saat libur mingguan, Sabtu dan Minggu. Tapi, saat libur Sabtu, para santri tak boleh keluar dari areal pondok.
"Biasanya libur Sabtu digunakan untuk mengikuti ekstrakurikuler dan menelepon sanak saudara para santri," kata Zaki.
Pada libur Minggu, para santri boleh keluar dari kompleks pondok. "Biasanya ada yang main ke mal atau nonton film. Karena di Afsel sedang berlangsung Piala Dunia, hari ini (Minggu, 13/6) ada yang ramai-ramai nonton pertandingan," ujarnya. "Yang punya uang, ada yang nonton langsung ke stadion. Tapi, bagi yang tak punya uang, cukup nonton melalui televisi," imbuhnya.
Jika ada santri yang melanggar aturan pondok, hukumannya berat dan tegas. Misalnya, jika ada yang telat salat berjamaah, terlambat mengikuti pelajaran, atau sengaja membolos, hukumannya bisa disuruh membersihkan WC, dijemur di lapangan, atau kepalanya digundul.
Di Afrika Selatan terdapat sebuah pondok pesantren multibangsa yang cukup besar. Santrinya sekitar 700 orang dari 54 negara. Termasuk dari Indonesia.
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor