Ke Malaysia, Naik Sepeda Lipat Nonton MotoGP di Sirkuit Sepang
Lumayan, Dapat Tanda Tangan Rossi di Atas Helm
Rabu, 24 Oktober 2012 – 00:04 WIB

DI DEKAT SIRKUIT SEPANG: Dewo (kiri) bertemu dengan anggota Sesat alias Sepeda Sampai Tua asal Jakarta. FOTO: JPPhoto
Niatnya naik KLIA Express, kereta cepat menuju bandara internasional. Sempat ditanya-tanya sedikit oleh petugas, dengan ramah saya dipersilakan antre tiket. Pesan hanya satu: Hati-hati saat menaruh sepeda.
Dengan membayar RM 35 atau sekitar Rp 115 ribu, saya bisa mencapai KLIA dalam waktu 28 menit. Kalau naik taksi dari KL, biaya bisa lebih dari Rp 200 ribu plus makan waktu lebih dari 45 menit. Ini jauh lebih nyaman.
Sesampai di KLIA, saya menuju kawasan parkir Limo (taksi bandara). Sepeda saya buka, lalu saya kayuh disertai sorakan dan teriakan para sopir: "Sepeda Limo! Sepeda Limo!"
Aduh, saya lupa jalan. Walau sudah berlatih ketika tiba, ternyata masih bisa lupa juga. Seharusnya mencari icon (penanda) seperti Hotel Pan Pacific dan Bundaran Masjid, saya tak tahu harus ke mana.
Sudah tak terhitung banyaknya nonton Formula 1 dan MotoGP di Sepang, kontributor Jawa Pos DEWO PRATOMO punya cara baru supaya tidak bosan: Naik sepeda
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu