Kebanjiran Pujian di Awal Pandemi, Taiwan dan Singapura Kini Alami Lonjakan Kasus COVID-19 Lagi

Dia mengatakan bahwa beberapa orang yang sudah divaksinasi masih bisa positif bukanlah hal yang mengejutkan.
"Vaksin dibuat untuk menghindarkan kita dari gejala yang serius, bukan untuk menghentikan sepenuhnya penularan,” katanya.
Sejauh ini baru sekitar 29 persen dari lima juta penduduk Singapura yang mendapatkan vaksin dosis pertama.
Dr Fisher mengatakan tidak ada "keraguan sistemik" terhadap keinginan divaksinasi di kalangan warga di Singapura, namun memang ada yang enggan.
"Ada orang yang memang biasanya enggan dan ada juga yang mengatakan ‘saya akan menunggu saja, saya tidak mau menjadi yang pertama',” katanya.
"Sekarang dengan penularan di kalangan masyarakat, warga akan lebih terbuka untuk divaksinasi.”
Dengan dua pertiga warga Singapura belum divaksinasi dan virus masih menyebar, pemerintah tidak lagi memiliki pilihan kecuali mengharuskan warga kerja dari rumah, menutup sekolah dan gym, serta membatasi pertemuan tidak lebih dari dua orang.
Pemerintah juga mempertimbangkan untuk mengubah program vaksinasi, dengan memperpanjang masa waktu antara dosis pertama dan kedua, dan menurunkan batas minimum dari 16 menjadi 12.
Menurut pakar, bertambahnya kasus COVID-19 di sejumlah negara-negara yang sempat dinilai sukses dalam menangani pandemi harus menjadi pelajaran bagi negara lainnya
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina