Dokter Spesialis Masih Terpusat di Kota Besar, Devisa Rp 100 Triliun Melayang

Dokter Spesialis Masih Terpusat di Kota Besar, Devisa Rp 100 Triliun Melayang
Tim medis Siloam Hospitals Lippo Cikarang. Ilustrasi Foto: dokumentasi Siloam Hospitals

“Lemahnya industri kesehatan di Indonesia, justru telah menguntungkan negara-negara tetangga yang memiliki industri jasa kesehatan lebih maju. Persoalannya, dari sisi supply layanan kesehatan secara nasional dinilai sangat kurang, terutama dari segi kuantitas, Indonesia hanya memiliki rasio ranjang 1,33 per 1.000 orang,” tambahnya.

Padahal, sektor kesehatan merupakan salah satu tulang punggung pemasukan ekonomi nasional.

Indonesia memiliki pasar yang besar untuk industri kesehatan, sementara itu sekitar 600 ribu masyarakat Indonesia pergi keluar negeri.

“Ke depan tren masyarakat terhadap kesehatan semakin meningkat. Bahkan hidup sehat sekarang sudah menjadi gaya hidup,” kata John.

Hal inilah yang membuat Lippo Group sejak jauh hari berinvestasi di sektor kesehatan dengan pendirian RS Siloam di Lippo Karawaci pada 1992.

Hal itu dibuktikan Siloam merupakan rumah sakit pertama yang bekerja sama dengan Gleneagle Hospital Singapore dan mendapatkan akreditasi Joint Commission International atau JCI. Akreditasi ini merupakan standar layanan kesehatan berkelas internasional.

Untuk itulah, Siloam banyak menempatkan dokter-dokter spesialis di daerah dan meningkatkan kualitasnya menjadi standar internasional seperti Siloam Labuan Bajo International Medical Centre (LIMC) misalnya.

Lippo Group juga terus berupaya mengisi ruang kosong produksi dokter-dokter spesialis yang mumpuni.(chi/jpnn)

Semakin jauh dari kota besar, kualitas dan jumlah dokter semakin berkurang, makanya tak sedikit yang memilih untuk berobat ke luar negeri.


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News