Kebijakan Moneter AS Bisa Diprediksi, Rupiah Makin Stabil

jpnn.com - JAKARTA - Bank Indonesia (BI) tidak selalu mulus menetapkan kebijakan moneter.
Terutama dalam hal mengambil keputusan penyesuaian suku bunga acuan (BI rate).
Sejumlah problem pelik baik dalam dan luar negeri mewarnai sebelum keputusan final tersebut dipatenkan.
Tercatat sejak 2013, BI mengalami tarik ulur untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneter melalui skema penurunan BI rate.
Ketidakpastian itu bersumbu pada maju mundur lonjakan suku bunga acuan Bank Central Amerika Serikat (AS) melalui The Federal Reserve (The Fed).
Tak ayal situasi tersebut tidak menyisakan ruang bagi pemerintah menurunkan BI rate. Padahal, saat itu tidak sedikit pihak menggantung asa BI rate sedikit dilonggarkan.
”Kalau kala itu dilonggarkan tentu akan memantik situasi tambah memburuk,” tutur Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara.
Saat itu, lanjut Mirza, rupiah tidak punya posisi tawar (bargaining position) terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) tidak selalu mulus menetapkan kebijakan moneter. Terutama dalam hal mengambil keputusan penyesuaian suku bunga acuan
- Perkuat Budaya Keselamatan Berkelanjutan, KAI Raih Penghargaan di WISCA 2025
- Ketum HIPPI Jaksel Apresiasi Langkah Berani BI Perluas Ekspansi QRIS Lintas Negara
- Siap Tingkatkan Ekraf, Gempar Targetkan Sulut Jadi Pintu Gerbang Asia Pasifik
- Bank Mandiri Catat Transaksi Digital Makin Meningkat
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Hari Ini Kembali Merosot Tajam
- Harga Emas Antam Hari Ini 3 Mei Turun, Jadi Sebegini Per Gram