Kebijakan Revolusioner Bisa Kembalikan Swasembada Pangan

Kebijakan Revolusioner Bisa Kembalikan Swasembada Pangan
Kebijakan Revolusioner Bisa Kembalikan Swasembada Pangan

jpnn.com - JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang besar atau 5 persen dinilai belum mampu menyejahterakan negeri ini. Padahal, negeri ini kaya akan sumber daya yang melimpah ruah.

Pendiri Jokowi Center Putri Kuswisnuwardani menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia nomor tiga terbesar di antara 11 negara besar di dunia atau setelah Filipina dan China.

"Tapi, itu belum merefleksikan kemakmuran bagi rakyat kita," kata Putri dalam diskusi bertajuk "Revolusi Mental Sektor Pertanian sebagai Landasan Kemandirian Ekonomi", yang digelar FA-IPB dan Jokowi Center di Jakarta, Minggu (25/5).

Menurut Putri, pertumbuhan itu belum mampu menyejahterakan rakyat karena masih sedikit aset negara yang dikuasai penduduk Indonesia. "Ini belum ada distribusi merata," katanya.

Selain itu, ia menjelaskan, tidak ada road map jangka panjang dan menengah yang komprehensif untuk mampu menjadi penuntun kebijakan berbagai sektor. "Selama ini kebijakan hanya berdasarkan kebutuhan sesaat," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia.

Ia menambahkan, sektor pertanian yang sebenarnya mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak juga tak mendapatkan perhatian.

Menurut Putri lagi, tolak ukur untuk mengukur efiesiensi dalam usaha di Indonesia menujukkan bahwa semakin lama semakin menurun. "Ini menunjukkan perekonomian semakin tak efisien," ujarnya.

Dia mengungkapkan untuk mengatasi berbagai persoalan dan mewujudkan kemandirian pangan, hanya bisa dijalankan dengan revolusi mental di semua bidang, terutama di sektor pertanian.

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang besar atau 5 persen dinilai belum mampu menyejahterakan negeri ini. Padahal, negeri ini kaya akan sumber

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News