Kebijakan soal Guru Perlu Desain Ulang

Kebijakan soal Guru Perlu Desain Ulang
Kebijakan soal Guru Perlu Desain Ulang
Sementara itu Ketua Poksi PKS DPR H. Raihan Iskandar Lc MM jugha mengakui masih banyaknya guru dalam memberikan materi hanya berorientasi praktis pragmatis, yaitu agar seluruh muridnya lulus dari sekolah, baik untuk ujian sekolah maupun ujian nasional. “Target yang dibebankan oleh setiap pemerintah daerah kepada setiap sekolah, telah memposisikan para guru sebagai agen tim sukses ujian untuk mengangkat citra sekolah mereka,” katanya.

Hal yang sama juga dikemukakan anggota Poksi PKS lainnya, Rohmani, S.Pd. Menurutnya, rendahnya gaji guru membuat sebagian besar mencari pekerjaan  sampingan, misalnya  dengan menjual buku di sekolah kepada para anak didiknya dengan alasan tidak cukupnya waktu kegiatan belajar mengajar di sekolah. “Bagaimana mungkin, mereka bisa menghasilkan sebuah generasi yang cerdas, beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia, jika mereka masih memiliki paradigma lama yang menempatkan murid sebagai obyek penderita,” ujarnya.

Masih banyak pula guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik dalam mengajar sesuai jenjang dan latar belakang studinya. Masih banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan studinya. Bahkan, masih banyak guru yang  lulusan  sekolah menengah mengajar jenjang sekolah pada level yang sama.

“Mereka mengajar hanya berdasar pengalaman mengajar, tidak berdasar pada filosofi pendidikan dan penguasaan pedagogik pendidikan. Bagaimana mereka bisa menghasilkan manusia-manusia Indonesia yang berperadaban jika guru tidak memahami filosofi tujuan penyelenggaraan pendidikan,” kata Nurhadi S.Sos, anggota Poksi lainnya.

JAKARTA - Lahirnya UU 14/2005 tentang Guru dan Dosen dinilai memberikan posisi yang lebih terhormat kepada guru sebagai tenaga professional. Itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News