Kebijakan Tiga Anak Diperkenalkan di Tiongkok Untuk Mengurangi Masalah Populasi yang Menua

Kebijakan Tiga Anak Diperkenalkan di Tiongkok Untuk Mengurangi Masalah Populasi yang Menua
China sebelumnya punya kebijakan satu anak untuk setiap keluarga yang kemudian dicabut pada tahun 2015. (Reuters: Kim Kyung-Hoon, file)

Awal bulan Mei, sensus yang dilakukan sekali dalam satu dekade di Tiongkok menunjukkan selama dekade terakhir, populasi berada di tingkat paling lambat sejak tahun 1950-an.

Datanya menunjukkan tingkat kesuburan 1,3 anak per perempuan untuk tahun 2020 saja, setara dengan masyarakat yang menua seperti di Jepang dan Italia.

Pertemuan komite Partai Komunis juga mengumumkan Tiongkok akan menunda secara bertahap usia pensiun, tetapi tidak memberikan rincian.

Pada akhir tahun 2020, Tiongkok sempat memberlakukan denda sebesar 130.000 yuan [lebih dari Rp290 juta] diberlakukan kepada orang-orang yang mempunyai anak ketiga.  

"Saya senang sekali," kata Su Meizhen, seorang manajer sumber daya manusia di Beijing yang saat ini hamil anak ketiganya.

"Kami tidak harus membayar denda, dan kami akan bisa mendapatkan hukou," katanya.

'Hukou' adalah pada izin tinggal di kawasan perkotaan yang memungkinkan keluarga untuk menerima sejumlah manfaat, seperti mengirim anak-anaknya ke sekolah umum setempat.

Artikel ini diproduksi oleh Mariah Papadopoulos dari laporannya dalam bahasa Inggris

Perubahan ini disetujui dalam pertemuan komite Partai Komunis yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping, menurut kantor berita resmi Xinhua.

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News