Kebun Binatang

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kebun Binatang
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - All animals are equal, but some animals are more equal than others (Animal Farm, George Orwell).

Salah satu ikon Kota Surabaya adalah Kebun Binatang Surabaya (KBS). 

Ada yang menyebutnya Bonbin (“kebon” binatang), atau, dulu di masa saya kanak-kanak, kami menyebutnya “Drenten”.

Sekarang KBS sudah redup karena salah urus, atau bahkan sebentar lagi akan tutup. 

Akan tetapi, “legacy” KBS akan tetap dikenang oleh masyarakat Surabaya.

KBS menjadi ikon tak terpisahkan bagi Surabaya, dan bahkan sudah menjadi bagian dari leksikon budaya Surabaya.

Orang yang kesal akan menuangkan kekesalannya dengan menyebut “semua anggota kebun binatang” mulai dari babi, monyet, anjing, dan kawan-kawannya. 

Aktivis 1998 Faizal Assegaf berang ketika dikabarkan dirinya dilaporkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir gegara unggahannya mengenai direktur BUMN yang mengelola anggaran pilpres Rp 300 triliun.

Bukan sebuah kebetulan bahwa sekarang ini lanskap politik Indonesia diwarnai dengan terminologi kebun binatang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News