Kebun di Bumi yang Belum Jadi

Oleh Dahlan Iskan

Kebun di Bumi yang Belum Jadi
Dahlan Iskan di ladang gandum di pedesaan Amerika Serikat menjelang panen. Foto: Disway

jpnn.com - Ini hanya bisa dilakukan oleh pemilik celana yang sakunya amat dalam. Seperti Grup Hartono, pemilik Grup Djarum itu.

Sudah lima tahun terus keluar uang. Belum ada penghasilan. Masih dua tahun lagi akan terus keluar uang. Lebih besar. Belum juga ada penghasilan.

Penghasilannya baru mulai tiba tahun 2021 nanti. Setelah delapan tahun terus-menerus keluar uang. Kalau saku celananya tidak benar-benar dalam perusahaan itu sudah kehabisan nafas di tengah jalan.

Sejak awal saya tahu: Grup Hartono punya konsep modern  mengatasi alam gersang Sumba Timur: menggunakan teknologi irigasi hemat air. Yang dikenal dengan drip irigation. Irigasi tetesan air. Tidak banyak air yang diperlukan.

Teknologi itulah yang telah jadi kisah sukses Israel. Yang tanahnya juga tandus. Yang kini pertaniannya maju.

Saya sudah pernah minta teknologi itu diterapkan di kebun tebu di Subang, Jabar. Lima tahun lalu. Untuk lahan uji coba dua hektare.

Hasilnya: bisa 120 ton per hektare. Naik 40 persen. Tentu saya tidak tahu lagi kelanjutan program tersebut.

Teori dasarnya: kebun tebu perlu banyak air. Di musim tanamnya.

Ini rahasia tentang selang berteknologi Israel. Ukuran selangnya sedikit lebih besar dari ibu jarinya Nella Kharisma. Atau lebih kecil dari jempol Via Vallen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News