Kehadiran Para Pendukung Debat Cagub Perlu Dievaluasi

Kehadiran Para Pendukung Debat Cagub Perlu Dievaluasi
Tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta mengikuti debat di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1). Foto: HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS

jpnn.com - jpnn.com - Aksi pendukung masing-masing pasangan calon dalam debat publik pasangan calon Gubernur DKI Jakarta yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, Jumat (27/1) kemarin, dinilai mengganggu kekhidmatan debat.

Pasalnya, keriuhan yang diperlihatkan para pendukung lewat teriakan-teriakan dan yel-yel dukungan, seringkali tidak terkendali.

"Keriuhan yang terjadi jelas mengganggu kekhidmatan debat. Bukan hanya membutuhkan waktu lebih untuk menenangkan situasi, tapi juga mengganggu konsentrasi masyarakat Jakarta mencerna materi dan gagasan calon yang disampaikan pada debat," ujar Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz di Jakarta, Senin (30/1).

Untuk menjaga kekhidmatan jalannya debat ketiga yang rencananya digelar 10 Februari mendatang, Masykurudin menyarankan perlu dilakukan evaluasi terhadap para pendukung dan tim hore dari masing-masing pasangan calon.

"Perlu dipertimbangkan apakah perlu menghadirkan tim pendukung sebanyak seperti debat yang kedua (maksimal seratus pendukung untuk tiap pasangan calon,red). Kalau pun tetap dihadirkan, bisa dikurangi jumlahnya. Sehingga ketenangan dalam debat bisa dipastikan berjalan," ucap Masykurudin.

Dengan begitu, Masykurudin berharap agar jangan sampai tujuan debat tidak sampai ke masyarakat.

Sebab masyarakat penting menerima materi dengan baik.

"Masyarakat Jakarta penting menerima materi dengan baik, tidak terganggu dengan persoalan teknis dan keriuhan yang tidak perlu," pungkas Masykurudin.(gir/jpnn)

Aksi pendukung masing-masing pasangan calon dalam debat publik pasangan calon Gubernur DKI Jakarta yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News