Kehangatan Kota Bengawan untuk Umat Hindu di Solo saat Nyepi

Kehangatan Kota Bengawan untuk Umat Hindu di Solo saat Nyepi
Suasana Pura Indra Prasta, Mutihan, Sondakan, Laweyan, Kota Solo pada saat Nyepi, Kamis (3/03) siang. Foto: Romensy Agustino/JPNN.com

Adat sudah mengatur setiap orang dilarang bepergian, kecuali ke tempat-tempat layanan darurat, seperti rumah sakit dan kantor polisi. "Pesawat saja tidak diperbolehkan melintas," tutur Komang menceritakan suasanya Nyepi di provinsi berjuluk Pulau Seribu Pura itu.

Adapun Solo memiliki adat tersendiri. Meski umat Hindu minoritas di daerah berjuluk Kota Bengawan itu, mereka tetap merasa dihormati.

Memang sebagian besar warga Solo tetap beraktivitas seperti biasa saat Nyepi. Namun, di balik itu semua, mereka menghargai perayaan Nyepi yang dilakukan oleh Umat Hindu.

“Saya menerima banyak ucapan selamat hari raya, berarti ada yang memperhatikan umat Hindu sedang merayakan Nyepi,” tuturnya.

Perayaan Nyepi kali ini pun begitu istimewa bagi Komang. PHDI Solo mengusung tema ‘Moderasi Beragama Menuju Indoesia Maju’ dalam rangka perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1944.

Komang menjelaskan tema itu merupakan wujud toleransi dan persaudaraan dalam keberagaman masyarakat di Indonesia.

"Saya sakit, kamu juga sakit. Saya senang, kamu juga senang. Itu adalah aktualisasi dari tema Nyepi tahun ini," kata dia.

Pria asal Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, itu menjelaskan umat Hindu di Jateng dan Yogyakarta memulai prosesi Nyepi dengan melasti di Umbul Pengging, Klaten pada, 26 Februari 2022. Melasti, tutur Komang, sering dipadankan dengan ‘padusan’ dalam tradisi Jawa.

Umat Hindu di Solo kembali merayakan Nyepi dalam suasana pandemi yang menuntut pembatasan aktivitas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News