Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,6 Persen, Pemerintah Butuh Rp 5.823 Triliun

“Namun, ada catatan penting adalah bagaimana demand itu ada. Bagaimana pengusaha itu memang antusias untuk inves sehingga dia perlu dana, baik dari pasar modal maupun perbankan. Itulah yang harus kita create,’’ paparnya.
Selain pertumbuhan ekonomi, pemerintah memperkirakan inflasi berkisar 2–4 persen, tingkat bunga surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan 5–5,6 persen, dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) USD 60–USD 70 per barel.
Lifting minyak akan berkisar 695–840 ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1.191–1.300 ribu barel setara minyak per hari.
Untuk nilai tukar, pemerintah mengusulkan asumsi rupiah akan bergerak di level Rp 14.000–Rp 15.000 per USD.
Target tersebut sedikit lebih konservatif daripada perkiraan Bank Indonesia (BI).
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, bank sentral meyakini rupiah tahun depan bisa bergerak di kisaran Rp 13.900 hingga Rp 14.300 per USD.
’’Perekonomian global, khususnya harga komoditas, ke depan akan lebih baik sehingga ekspor kita akan terdorong,’’ ujarnya.
Di samping itu, BI berjanji untuk terus melakukan deepening di pasar uang.
Pemerintah memperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp 5.823,2 triliun untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi di angka 5,3-5,6 persen pada tahun depan.
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ini Salah Satu Pilihan Investasi Optimal di Tengah Tantangan Ketidakpastian Ekonomi Global
- Versi IndoStrategi, Abdul Mu'ti Jadi Menteri dengan Nilai Performa Tertinggi
- Jurus Bea Cukai Parepare Dorong Laju Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah
- Pemerintah Optimistis Penguatan Ekonomi Syariah Mendongkrak Target Pertumbuhan 8% di 2029
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024