Kekecewaan Warga Indonesia di Sydney Setelah Perbatasan Ditutup

Kekecewaan Warga Indonesia di Sydney Setelah Perbatasan Ditutup
Ling Ling harus membatalkan perjalanan dari Sydney ke Melbourne untuk menengok tiga anaknya. (Foto: Supplied)

"Hadiah-hadiah yang sudah beli pun akhirnya saya kirimkan lewat pos," tuturnya kepada Sastra Wijaya dari ABC Indonesia.

Ling Ling yang kini telah menikah lagi dan mengelola sebuah restoran Indonesia di Sydney pun tidak dapat berbuat apa-apa.

Batal merayakan Natal dengan pasangan di Melbourne

Jeanette Trifena Lewi, warga Tangerang yang tinggal di Sydney, sudah setahun lamanya tidak bertemu dengan pasangannya di Melbourne.

Ia sudah memesan tiket penerbangan dan akomodasi untuk ditinggalinya selama tiga hari, tapi seminggu kemudian penutupan perbatasan Victoria diumumkan.

Ia juga sudah meminta waktu cuti dari pekerjaannya sebagai karyawan paruh waktu di Coles, sebuah supermarket di Sydney.

"Waktu tahu sedih sih ... no idea [tidak menyangka] banget kalau akan ditutup langsung. Biasanya kan dikasih waktu, satu atau berapa bulan lebih awal," kata mahasiswi Macquarie University tersebut.

Beberapa rencana pasangan tersebut, seperti pergi ke gereja untuk beribadah Natal dan makan malam bersama pun terpaksa harus ditunda.

Kekecewaan Warga Indonesia di Sydney Setelah Perbatasan Ditutup Photo: Jeanette (kiri) asal Sydney terpaksa membatalkan rencana merayakan Natal bersama pasangannya, Perry Susanto yang tinggal di Melbourne. (Supplied)

 

Sudah dua tahun lamanya seorang ibu asal Indonesia di Sydney bernama Ling Ling, tidak berjumpa dengan ketiga anaknya yang tinggal di Melbourne, Victoria, Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News