Kekurangan Dokter Spesialis

Kekurangan Dokter Spesialis
Kekurangan Dokter Spesialis
Sementara itu Bagian Pelayanan RSUD Kota Tasikmalaya, Dokter Budi Tirmadi menambahkan, jumlah pasien terus menerus bertambah, sementara SDM di RSUD masih sangat terbatas. Hal ini lah yang masih jadi kendala dalam pelayanan. Karena, tenaga yang terbatas, tidak memungkinkan untuk melayani semua pasien yang terus berdatangan tiap waktu. ”Masyarakat dimotivasi untuk mendapatkan perawatan, itu bagus. Dengan adanya Jamkesmas, atau Jamkesda. Tapi SDM dan fasilitas di rumah sakitnya kurang, (atau) tidak ada. Malah jadi tidak  bisa tercover semua,” jelasnya.

Sebagai contoh kata dia, untuk ibu melahirkan RSUD memiliki 59 bed. Sementara pasien yang datang lebih dari 60 orang. Maka pelayanan kepada pasien menjadi terkendala.

Seharusnya kata dia, ada pembagian beban kerja antara rumah sakit dengan puskesmas. Dimana Puskesmas merupakan bagian dari jaringan rumah sakit di kecamatan. Sehingga tidak semua pasien akan lari ke rumah sakit, jika penyakit yang mereka derita masih bisa ditangani puskesmas. Untuk itu memang memerlukan rasa percaya diri dari Puskesmas itu agar dapat meyakinkan masyarakat bahwa mereka juga mampu melayani. Sementara rumah sakit seharusnya menjadi rujukan terakhir ketika puskesmas tidak mampu melayani atau untuk pasien dengan penyakit berat.

Apalagi menurutnya saat ini sudah ada beberapa puskesmas yang bisa melakukan rawat inap. ”Puskesmas itu harusnya mampu meyakinkan masyarakat bahwa mereka mampu disana melayani. Jadi tidak semua ke rumah sakit selama mereka mampu menangani,” papar dia. (pee)

TAWANG-Dokter spesialis di Kota Tasikmalaya masih kurang. Terutama dilingkungan RSUD Kota Tasikmalaya, yang sampai saat ini baru ada 60 orang dokter


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News