Kelangkaan Pupuk Bersubsidi di Bangkalan bukan Karena Stok Kurang, tetapi

Kelangkaan Pupuk Bersubsidi di Bangkalan bukan Karena Stok Kurang, tetapi
Ilustrasi - Penyaluran pupuk bersubsidi (antaranews.com)

jpnn.com - BANGKALAN - Kepala Seksi Perencanaan Pertanian Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Hendry Kusuma Karyadinata mengatakan berdasarkan hasil penyelidikan, penyebab utama kelangkaan pupuk bersubsidi di wilayah itu karena pola penebusan tidak sesuai jadwal distribusi.

"Akibatnya, banyak pupuk yang tidak ditebus dan pada akhirnya ditarik oleh perusahaan," katanya di Bangkalan, Jumat (24/2).

Menurut Hendry, temuan itu setelah pihaknya turun langsung ke lapangan berdialog dengan pihak distributor, pengecer, dan kios pupuk bersubsidi, dan melakukan klarifikasi langsung kepada kelompok tani.

Distribusi pupuk bersubsidi oleh perusahaan dan distributor setiap bulan, akan tetapi tebusan oleh petani tidak setiap bulan. Pupuk bersubsidi yang tersisa pada bulan sebelumnya langsung ditarik.

"Dan petani biasanya menebus pupuk itu saat musim tanam saja. Padahal pola distribusi setiap bulan," ungkapnya.

Menurut dia, kelangkaan pupuk bersubsidi yang terjadi selama ini bukan karena stok yang kurang, karena alokasi yang ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK).

Dia mencontohkan seperti alokasi pada pada Januari 2023. Menurut Hendry, distribusi pupuk bersubsidi untuk petani di Bangkalan kala itu sebanyak 2.600 ton.

"Akan tetapi, dari data alokasi distribusi yang ditebus hanya 1.800 ton," katanya.

Berdasarkan hasil penyelidikan, penyebab utama kelangkaan pupuk bersubsidi di Bangkalan karena pola penebusan tidak sesuai jadwal distribusi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News