Kelola Aset Kualitas Rendah Senilai Rp 1,3 Triliun, KB Bukopin Gandeng PT PPA

Kelola Aset Kualitas Rendah Senilai Rp 1,3 Triliun, KB Bukopin Gandeng PT PPA
Penandatanganan kerja sama perjanjian pengelolaan aset berkualitas rendah antara KB Bukopin dan PT PPA. Foto: dok KB Bukopin

jpnn.com - JAKARTA - PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bukopin) terus berupaya melakukan perbaikan kualitas aset, antara lain dengan menjalin kerja sama dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

Penandatanganan kerja sama perjanjian pengelolaan aset berkualitas rendah dilakukan oleh Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi, Direktur Keuangan KB Bukopin Seng Hyup Shin, dan Direktur Kredit KB Bukopin Henry Sawali di Kantor Pusat KB Bukopin di Jakarta pada Rabu (28/9).

Hadir juga Wakil Direktur Utama KB Bukopin Robby Mondong, Direktur Investasi 2 PPA Adi Pamungkas Daskian, serta para profesi penunjang.

Direktur Keuangan KB Bukopin Seng Hyup Shin mengatakan kerja sama ini merupakan wujud komitmen perseroan untuk senantiasa melakukan perbaikan kualitas aset.

"Melalui kerja sama ini, KB Bukopin akan merampungkan penyelesaian atas aset berkualitas rendah senilai Rp1,3 triliun dengan skema asset swap sehingga dapat memperbaiki kinerja KB Bukopin," ujar Shin dalam keterangannya, Rabu.

Sementara itu, Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi mengatakan, kerja sama pengelolaan aset tersebut merupakan komitmen pihaknya dalam mengoptimalisasikan kepemilikan saham minoritas pada KB Bukopin sebagaimana yang diamanatkan oleh Kementerian BUMN kepada PPA.

"Kerja sama ini juga semakin memperkuat peran nyata PPA yang dipercaya institusi finansial nasional maupun global sebagai mitra dalam pengelolaan aset berkualitas rendah perbankan," ujar Yadi.

PPA melakukan pengelolaan aset berkualitas rendah KB Bukopin dengan menggunakan skema asset swap, yaitu penukaran aset berkualitas rendah dengan aset produktif berupa sukuk.

KB Bukopin berupaya melakukan perbaikan kualitas aset dengan menggandeng PT PPA melalui kerja sama pengelolaan aset berkualitas rendah senilai Rp,3 triliun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News