Keluarga Minta Makam Tan Malaka Dipindah ke TMP Kalibata

Keluarga Minta Makam Tan Malaka Dipindah ke TMP Kalibata
Keluarga Minta Makam Tan Malaka Dipindah ke TMP Kalibata

jpnn.com - JAKARTA - Keluarga angkat bicara tentang penemuan makam Tan Malaka di Desa Selopanggung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Keponakan Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin, menyatakan bahwa kemarin pihaknya menyurati Kementerian Sosial (Kemensos) untuk menyampaikan laporan akhir pencarian tersebut. 

Dalam surat tersebut, keluarga juga menyampaikan permohonan agar makam Tan Malaka dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. "Pemindahan tersebut berdasarkan undang-undang yang mengatur lokasi makam pahlawan nasional ada di TMP Kalibata," ujar Zulfikar.

Telah diketahui bahwa Tan Malaka diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai salah seorang pahlawan nasional pada 1963. Namun, semasa Orde Baru (Orba), sejarah dan kisah perjuangan Tan Malaka sengaja dicekal dalam mata pelajaran sejarah di sekolah-sekolah.

Kini upaya pemindahan makam Tan Malaka tersebut terganjal kepentingan Pemda Kediri. "Pemda Kediri ingin makam Tan Malaka tidak dipindah sehingga jadi aset pemerintah daerah. Karena itu, kita terus mencari solusi yang terbaik," ucapnya.

Tan Malaka tewas dalam penyergapan oleh Tentara yang dipimpin Letnan Dua Soekotjo. Menurut Tolu (69), warga Desa Selopanggung -seperti diceritakan Herry Poeze dalam bukunya 'Sejarah Pemikiran Tan Malaka'- pada 12 Februari 1949, ada sekitar 50 orang pasukan dari Brigade Sikatan datang ke Selopanggung. Saat itu, rombongan menginap di rumah orangtua Tolu.

Kedatangan mereka, kata Tolu, dilengkapi persenjataan lengkap. Selain menembak mati Tan Malaka, pasukan itu juga memusnahkan beberapa arsip dan buku yang diyakini sebagai milik Tan Malaka mengenai pemikiran aliran kiri.

Tan Malaka memilki nama asli Sutan Ibrahim Gelar Datuk Tan Malaka lahir di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, pada 1896. Ia menempuh pendidikan Kweekschool di Bukittinggi sebelum melanjutkan pendidikan ke Belanda. Pulang ke Indonesia tahun 1919 ia bekerja di perkebunan Tanjung Morawa, Deli.

Setelah Indonesia merdeka, perjuangan Tan Malaka mengalami pasang naik dan pasang surut. Ia memperoleh tugas dari Bung Karno untuk menggantikan apabila yang bersangkutan tidak dapat menjalankan tugasnya. 

Namun, tahun 1948, Tan Malaka dikenal sebagai penentang diplomasi dengan Belanda yang dilakukan dalam posisi merugikan Indonesia. Ia memimpin Persatuan Perjuangan yang menghimpun 141 partai/organisasi masyarakat dan laskar, menuntut agar perundingan baru dilakukan jika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia seratus persen. (dod/kim/mas) 


JAKARTA - Keluarga angkat bicara tentang penemuan makam Tan Malaka di Desa Selopanggung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Keponakan Tan Malaka, Zulfikar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News