Keluarga Warsidi Pilih Tinggal Di Hutan

Keluarga Warsidi Pilih Tinggal Di Hutan
Keluarga Warsidi Pilih Tinggal Di Hutan
Ia menambahkan, awalnya Warsidi dan keluarga memiliki tanah garapan dan rumah untuk menghidupi kelurga. Namun karena suatu hal, tanah itu habis dijual. Dia pun  mengasingkan diri ke hutan selama tujuh tahun lamanya.  Masyarakat sekitar pernah membujuk Warsidi, namun upaya itu tak membuahkan hasil.

“Rumahnya waktu di pinggir hutan. Atapnya dari daun kelapa, dan daun daun lainnya. Kemudian banyak warga yang menawarkan untuk tinggal bersama. Warsidi lalu bersedia, namun itu hanya bertahan dua minggu,” imbuhnya.

Zaenal Arifin mengatakan, selama ini pemerintah desa sudah berusaha untuk mengembalikan keluarga Warsidi hidup bersama ke masyarakat. Namun itu terbentur kebiasaan keluarga mereka yang sudah lama hidup di dalam hutan.

Dia menceritakan, selain terbiasa menyendiri, Warsidi juga sangat sensitif bila berbicara dengan teman lainnya. “Seperti kalau membuat tegalan dan ditegur supaya tidak terlalu lebar oleh pemilih sawah, maka , pekerjaan itu langsung dihentikan. Dia lalu tidak mau disuruh orang itu lagi,” imbuhnya.

PURBALINGGA- Warsidi (49) yang dianggap masyarakat sebagai suku baru di Purbalingga ternyata juga mengenal apa itu Beras Miskin (Raskin). Tetapi,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News