Kemarahan Tak Terbendung, Ulama Langsung Bergerak

Kemarahan Tak Terbendung, Ulama Langsung Bergerak
Ilustrasi uama. Foto: AFP

”Kami tidak berbuat vandalisme. Kami meminta baik-baik agar bersama-sama menjaga Kotim ini. Silakan mereka menjalankan usahanya, asalkan tidak ada anak di bawah umur. Dia (Suriadi) menyanggupi hal tersebut,” kata KH Yusuf Al-Hudromy.

Yusuf yang didampingi sejumlah ustaz dan masyarakat, termasuk Wakil Ketua Lembaga Pemantau Pembangunan Daerah (LPPD) Provinsi Kalteng Bayu Baihaki menyampaikan permintaan khusus kepada pengelola THM.

Dia meminta setiap pengunjung diseleksi ketat dengan memeriksa identitas.

”Apa sulitnya periksa identitas tamu yang datang? Jika anak-anak, apalagi pelajar, jangan dibiarkan masuk. Jika yang dewasa, silakan karena mereka sudah dapat berpikir bijak terkait risiko perbuatannya,” ujarnya.

Setelah menyampaikan aspirasi dan masukan selama sekitar satu jam, pihaknya pamit.

Setelah itu, mereka berkeliling ke sekitar kawasan daerah rawan yang kerap dijadikan lokasi anak muda berpesta minuman keras.

Hasilnya, tiga pria dan satu wanita tengah kedapatan asyik nongkrong di Jalan Walter Condrat, Kecamatan Baamang.

Satu di antaranya tergeletak di teras rumah warga karena mabuk berat. Ketika dihampiri, dua pria melarikan diri.

Kesabaran para pemuka agama di Kota Sampit sudah tak terbendung lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News