Kematian Maradona, 7 Orang Hadapi Dakwaan Pembunuhan Berencana

Kematian Maradona, 7 Orang Hadapi Dakwaan Pembunuhan Berencana
Diego Maradona mengangkat tangan ke udara setelah mencetak gol melawan Inggris di Piala Dunia Meksiko (22/6/1986). ANTARA FOTO/REUTERS/Ted Blackbrow/Pool/File Photo/aww.

Jaksa yakin kematian Maradona bukanlah akibat malapraktik atau kelalaian dokternya, tetapi mereka tahu mantan bintang sepak bola itu akan mati dan tidak melakukan apa pun untuk mencegahnya.

Jaksa mendapatkan serangkaian pesan dan audio yang menunjukkan tim medis mengetahui bahwa Maradona mengkonsumsi alkohol, obat psikiatri dan ganja dalam beberapa bulan terakhir dalam hidupnya.

Dalam kesimpulan laporan itu, dewan medis juga mengatakan bahwa tanda-tanda risiko hidup yang ditunjukkan oleh mantan bintang Napoli dan Barcelona itu diabaikan, dan bahwa perawatan dalam beberapa pekan terakhirnya terganggu oleh penyimpangan.

Tuduhan atas kematian Maradona terjadi bersamaan dengan kasus lain, yakni perihal warisan yang disengketakan, yang melibatkan lima anaknya, saudara laki-lakinya dan Matias Morla, mantan pengacaranya.

Maradona adalah idola bagi jutaan orang Argentina setelah dia menginspirasi negara Amerika Selatan itu untuk meraih kemenangan Piala Dunia kedua mereka pada 1986. (antara/jpnn)

Tujuh terdakwa, termasuk ahli bedah saraf Maradona, psikiater, dan psikolog menghadapi hukuman delapan hingga 25 tahun penjara jika terbukti bersalah.


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News