Kembali ke Nilai-nilai Spiritual dan Nasionalisme
Sabtu, 29 Mei 2010 – 06:21 WIB
Merenungkan realisasi Sidharta tersebut, kebangkitan dinyatakan bukanlah monopolinya dan juga bukan sesuatu di luar potensi manusia. Namun, di dalam diri manusia justru terdapat potensi spiritual tersembunyi yang luar biasa (buddhata). Sehingga dalam hal ini, yang harus dilakukan adalah mengembangkan dan membuka kemungkinan-kemungkinannya.
Baca Juga:
Upasaka Jutiwarni didampingi Upasaka Jemmy Mulyono dan beberapa upasaka lain, ketika ditemui Radar Timika (grup JPNN) seusai perayaan Waisak mengatakan, makna Hari Raya Trisuci Waisak merupakan hari raya terbesar agama Buddha. Di mana hari ini pada intinya memperingati tiga peristiwa penting, yakni kelahiran Sidharta, pencapaian penerangan sempurna oleh petapa Gautama, serta Parinibanna-nya Sang Buddha.
"Sejak saat itu pula, kita kembali diingatkan pada semangat yang terkandung dalam tiga peristiwa Suci Waisak," ujar Upasaka Jutiwarni.
Pada kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa umat Buddha turut memberikan kontribusi kepada bangsa. Yaitu dengan berperan positif dalam menerapkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam ajaran Buddha. Secara khusus disampaikan pula, agar di Kabupaten Mimika khususnya, umat Buddha yang ada diharapkan agar menjadi suri tauladan bagi masyarakat lainnya di daerah ini. (spy)
TIMIKA - Meski merupakan kelompok minoritas dan belum memiliki tempat ibadah (vihara), namun puluhan umat Buddha di Kabupaten Mimika, Jumat (28/5)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Warga Israel Menginjak Bantuan RI untuk Gaza, Ketua Fraksi PKS: Tindakan Biadab
- Kementan Mengajak Masyarakat Mengenali Tanah Sebelum Tanam
- Polda Bali Kerahkan Dua Kapal dan Tiga Helikopter Untuk Pengamanan KTT WWF
- Bank Dunia Mengakui Indonesia Berhasil Memberantas Kemiskinan Ekstrem
- Pastikan Arus Barang Lancar, Menko Airlangga Minta Instansi di Pelabuhan Bekerja 24 Jam
- Pemeriksaan Sandra Dewi cs Dinilai Tepat, Agar Efektif