Kembali ke OBOR

Oleh Dahlan Iskan

 Kembali ke OBOR
Dahlan Iskan.

Banyak negara termakan oleh kampanye itu. Mulai membatalkan proyek OBOR. Setidaknya menundanya. Atau meninjau ulang.

Namun akhirnya mereka balik kucing. Setelah berpikir ulang mereka mengambil kesimpulan: kembali ke OBOR.

Malaysia contohnya. Dengan proyek kereta cepat antar-pantai. Atau Pakistan. Atau Kamboja. Atau Vietnam.

Bahkan Italia. Menjadi negara pertama dari kelompok G7 yang menerima OBOR. Diperkuat oleh Swiss. Dan Austria. Dan Monaco.

Belakangan Athena menyusul. Seperti agak buru-buru. Minta dimasukkan dalam forum negara Eropa 16+1 menjadi 17+1. Dua minggu lalu. Agar sempat diikutkan muktamar ke-2 OBOR.

Begitu banyak kepala pemerintahan yang hadir di muktamar ini. Seperti mengabaikan begitu saja seruan Amerika. Yang tidak hadir hanya dua: India dan Amerika.

Saya melihat OBOR memang mempunyai banyak kelebihan. Prosedur mendapatkannya tidak berbelit. Cepat. Nilainya besar.

Kelemahannya: bunganya lebih tinggi. Dibandingi pinjaman jangka panjang dari Jepang. Atau Amerika.

Amerika terus mengampanyekan OBOR sebagai 'jebakan utang' ala Tiongkok. OBOR kelihatan memberi pinjaman besar-besaran untuk proyek-proyek infrastruktur. Akibatnya negara peminjam tidak bisa bayar. Lantas asetnya disita Tiongkok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News