Kemendikbudristek Dorong Industri Terlibat di Program Pemadanan Dukungan Pendidikan Vokasi 2024

Kemendikbudristek Dorong Industri Terlibat di Program Pemadanan Dukungan Pendidikan Vokasi 2024
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati mengatakan program pemadanan dukungan dirancang untuk berjalan secara berkelanjutan, meningkatkan kualitas pembelajaran, riset dan pengabdian kepada masyarakat. Foto tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong partisipasi aktif industri dan pemangku kepentingan strategis terhadap program-program unggulan pendidikan vokasi.

Partisipasi itu salah satunya melalui program pemadanan dukungan, baik bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun Perguruan Tinggi Vokasi (PTV). Program Pemadanan Dukungan tersebut diimplementasikan dalam Program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan dan Program Dana Padanan (Matching Fund) PTV.  

Program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan berbasis pada kemitraan dan penyelarasan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Adapun bentuk dukungan dari dunia kerja minimal dalam bentuk intervensi, antara lain penyelarasan kurikulum, praktisi dunia kerja, dan sarana prasarana yang proses pemadanannya dilakukan  Kemendikbudristek.

Penguatan relevansi pendidikan vokasi melalui program pemadanan dukungan mendapatkan apresiasi dan dukungan penuh dari Dunia Usaha dan Dunia Industri. Manager Social Responsibility and Corp Communication PT United Tractors Tbk, Himawan Sutanto menyambut baik program ini. 

Sebagai penerima manfaat Program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan, Himawan mengatakan program ini memiliki banyak manfaat. Tidak hanya bagi sekolah, tetapi juga bagi industri. 

“Tahun 2022 kami mengikuti pemadanan dukungan untuk 6 sekolah, dan tahun ini kami memadankan untuk 9 sekolah," ujar Himawan dalam sosialisasi dan diskusi publik program pemadanan dukungan pendidikan vokasi 2024 secara daring, Rabu (13/12).

Dia melanjutkan industri membutuhkan percepatan, AI sudah masuk, teknologi masif, sedangkan di sekolah, alat praktik di tahun 90 masih digunakan, IT juga belum tersentuh. Sementara kompetensi itu yang harus dimiliki anak-anak SMK. 

Jika industri tidak turun, ujarnya, mungkin butuh waktu lima sampai tujuh tahun untuk link and match. Program pemadanan dukungan ini bisa memangkas waktu setengahnya untuk menyiapkan sumber daya di vokasi agar inline dengan kebutuhan.

Kemendikbudristek mendorong dunia industri terlibat dalam program Pemadanan Dukungan Pendidikan Vokasi 2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News