Kemenkes Lakukan Studi Soal Efikasi Vaksin Covid-19, Seperti ini Hasilnya

Kemenkes Lakukan Studi Soal Efikasi Vaksin Covid-19, Seperti ini Hasilnya
Gudang vaksin Covid-19 di kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Jumat (6/8). Foto: PPID DKI Jakarta

"Hal ini menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 yang saat ini digunakan efektif terhadap mutasi virus Covid-19," tambah Nadia.

Dia menerangkan jumlah tenaga kesehatan yang belum divaksinasi dan meninggal akibat Covid-19 relatif lebih besar daripada yang sudah mendapat vaksinasi lengkap.

Kemudian, tenaga kesehatan yang baru mendapat vaksin dosis pertama jumlahnya yang meninggal akibat Covid-19 juga lebih besar dibanding tenaga kesehatan yang menerima dosis lengkap.

"Pada dua periode observasi di Januari-Maret dan April-Juni 2021, terlihat bahwa proporsi kasus meninggal karena Covid-19 pada tenaga kesehatan yang belum divaksin (0,03%) tidak berbeda dengan tenaga kesehatan yang telah mendapat vaksin dosis pertama (0,03%)," terang Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes itu.

Sementara itu, kata Nadia, vaksinasi dosis lengkap melindungi tenaga kesehatan dari risiko kematian dengan rasio 0,001% pada periode Januari-Maret 2021 dan 0,01% pada periode April-Juni 2021.

Nadia menambahkan efektivitas vaksin dosis lengkap dalam mencegah infeksi Covid-19 pada periode Januari-Maret sebesar 84 persen.

Artinya, hanya dua dari sepuluh tenaga kesehatan yang telah mendapat vaksin dosis lengkap bisa berpeluang terinfeksi Covid-19.

Kemudian pada periode April-Juni 2021, total 474 tenaga kesehatan yang dirawat karena terinfeksi Covid-19, sedangkan tenaga kesehatan yang divaksin lengkap dan dirawat, jumlahnya berkurang hingga 6 kali lebih rendah atau turun dari 18 persen menjadi 3,3 persen.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan melaporkan hasil penelitian terkait efikasi vaksin Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News