Kemenpar Bidik Pasar Wisata Yacht Selandia Baru dan Fiji

Kemenpar Bidik Pasar Wisata Yacht Selandia Baru dan Fiji
Ilustrasi Yacht di kota Batam, Kepri. Foto: turibeach.com

Garis pantainya mencapai 80 ribu km. Dan Indonesia, memiliki sekitar 50.875 km2 terumbu karang. Jumlah ini setara dengan 51 persen persen dari terumbu karang di wilayah Selatan Timur Asia dan 18 persen (284.300 km2) dari terumbu karang di dunia. Dengan potensi sedahsyat itu, Indonesia pun langsung dinobatkan menjadi jantung dari segitiga karang dunia (coral triangle).

“Modal kita sudah kuat. Dua per tiga koral dunia lengkap dengan biota yang super unik itu ada di Indonesia. Karenanya mempromosikan keindahan potensi bawah laut, pantai, dan pulau-pulau di negeri ini, sudah cukup untuk menarik para yachters Fiji dan Selandia Baru ke Indonesia. Potensi maritim kita bukan hanya istimewa, tetapi terbaik di dunia,” tambah Pitana.

Soal ini, Pitana tak asal bicara. Ada data yang mendukung ucapannya. Pada 2015 silam, CNN Internasional menempatkan Raja Ampat sebagai peringkat satu, lalu Labuan Bajo peringkat dua dunia untuk kategori snorkeling site dunia.  “Kami akan menangkap potensi pasar 6.000 yachts supaya bisa memutar Rp 6 triliun dari pengelolaan wisata bahari ini. Spending satu yacht itu rata-rata Rp 1M,” urai Pitana.

Yang membuat Pitana happy, birokrasi dan perizinan yang selama ini menghambat sudah mulai dipangkas. Sekarang sudah ada Peraturan Presiden 105/2015 yang memayungi pengurusan dokumen CIQP (custom, immigration, quarantine, port) di 18 pelabuhan. Ke-18 pelabuhan sebagai titik keluar-masuk perahu pesiar yang diatur dalam Perpres tersebut adalah:

Sabang (Aceh), Belawan (Medan), Teluk Bayur (Padang), Nongsa Point Marina (Batam), Banda Bintan Telani (Bintan), Tanjung Pandan (Belitung), Sunda Kelapa dan Ancol (Jakarta), Tanjung Beno (Bali), Tenau (Kupang), serta Kumai (Kotawaringin Barat). 

Selain itu, Tarakan, Nunukan (Bulungan), Bitung, Ambon, Saumlaki (Maluku Barat), Tual (Maluku Tenggara), Sorong, dan Biak. Dengan terbitnya Perpres tadi, yacht bisa langsung sandar di pelabuhan-pelabuhan Indonesia dengan sistem online. Prosesnya tak lagi lama. Semua clear dalam hitungan jam.

Hal lain yang membuat Pitana pede adalah Indonesia punya letak geografis yang sangat strategis. Indonesia ada di antara dua samudera besar. Artinya, cirvum navigasi dunia yang diperkirakan melibatkan lebih dari 10 ribu kapal, sangat tergantung dengan Indonesia. 

“Itu sebabnya Indonesia harus promosi di Yachter Community Selandia Baru dan Fiji. Kita undang para yachter di sana untuk sandar ke Indonesia, nikmati beragam kekayaan bahari di Indonesia,” ungkapnya.

JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kian intens menggarap wisata yacht. Setelah Australia, Tiongkok dan Hong Kong, kini giliran Selandia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News