Kementan: Aspek Kesehatan Hewan Jadi Persyaratan Utama

Ekspor Telur Tetas Ayam Tembus ke Myanmar

Kementan: Aspek Kesehatan Hewan Jadi Persyaratan Utama
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita (batik tengah) melepas ekspor telur ayam tetas ke Mnyanmar di Bandara Soekarno-Hatta Selasa (24/4). Foto: Fathan Sinaga/JPNN

"Saya memberikan apresiasi kepada PT. ULU yang berkomitmen dalam pengembangan teknologi persilangan ayam lokal Indonesia dalam upaya budidaya dan pelestarian, serta pemanfaatan sumber daya genetik ayam lokal, sehingga mampu menghasilkan produk berkualitas yang berhasil menembus pasar ekspor," kata I Ketut Diarmita.

Menurut I Ketut, Pemerintah saat ini terus berupaya untuk meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor berbagai komoditas strategis pertanian, termasuk produk peternakan, sehingga Pemerintah sangat mendukung pelaku usaha yang akan ekspor.

Dia menjelaskan, sejak tahun 2015 Indonesia telah melakukan ekspor telur tetas ayam dengan jenis ayam ras ke Myanmar, dan hingga Maret 2018 jumlah komulatif yang sudah diekspor sebanyak 10.482.792 butir dengan nilai Rp 109,60 Miliar.

Berdasarkan data BPS tahun 2017, volume ekspor telur tetas ayam ras terus meningkat mencapai 27,39 persen dan nilai ekspor meningkat sebesar 26,76 persen dibanding tahun sebelumnya. Adapun negara tujuan ekspor meliputi Myanmar, Papua Nugini, Vietnam, Malaysia, dan lain-lain.

Lebih lanjut, I Ketut Diarmita mengatakan, kebijakan Pemerintah untuk mewujudkan Indonesia pada tahun 2045 menjadi Lumbung Pangan di Dunia sedikit demi sedikit telah dapat dibuktikan.

“Setelah ekspor komoditas peternakan lainnya seperti olahan daging ayam, pakan ternak, telur tetas ayam, kambing/domba, vaksin dan obat hewan, serta produk pangan hewani lainnya, hari ini kita akan melakukan pelepasan ekspor perdana telur tetas ayam ULU 101 sebanyak 25.920 butir yang akan dikirim ke negara Myanmar," katanya.

Menurutnya, ini merupakan pengiriman awal dari total rencana sekitar 225 ribu telur pada tahun 2018 yang selanjutnya akan dikirim secara berkelanjutan ke beberapa negara.

"Ekspor telur tetas ini adalah bukti Indonesia bisa ikut bersaing dengan negara lain dalam pengembangan teknologi persilangan unggas yang menghasilkan final stock ayam pedaging dengan kualitas premium dan sesuai dengan persyaratan internasional," ujar I Ketut Diarmita.

Diarmita mengatakan, kebijakan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia pada tahun 2045 menjadi Lumbung Pangan di Dunia sedikit demi sedikit telah dapat dibuktikan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News