Kementan dan TNI AD Bahu-membahu Realisasikan Program Serasi

Kementan dan TNI AD Bahu-membahu Realisasikan Program Serasi
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy (putih). Foto: Kementan

Purwanto, misalnya Ketua Gapotan, di Desa Kolam Kiri Dalam, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala mengatakan ada sekitar tiga ratus ha lahan rawa yang bisa ditanami.

“Masalahnya air tidak tersedia cukup, sehingga produktivitas tanaman padi rendah. Kami berharap, dengan program Serasi ini, bisa tanam tiga kali. Yang diujung sana kami coba tanam tiga,” tegasnya.

Dia menyebutkan saat ini petani di Barambai, sudah tanam dua kali. Namun taman pertama dengan menggunakan varietas lokal, produktivitasnya rendah yaitu 1,5 ton/ha-2 ton/ha. Sementara tanam kedua dengan varietas unggul, produktivitas naiknya 3 ton/ha-4 ton/ha.

Rendahnya produktivitas pada tanam pertama karena petani pakai bibit varietas lokal. Disamping itu disebabkan suplai air ke sawah sangat kurang dan pupuk dolomit untuk menyuburkan lahan

“Dengan Serasi, kita harapkan masalah air dapat diatasi, begitu juga bibit,” ujarnya.

Sarwo Edhy menyebutkan soal sarana produksi, jika lahan sudah siap tanam akan disalurkan oleh Ditjen Tanaman Pangan, Kementan. Program Serasi, petani akan mendapat bantuan, benih unggul, pupuk dolomit dan herbisida.

TNI-AD dinilai sukses mengerjakan cetak sawah. Berdasarkan pengalaman kerjasama itu, Kementan ajak lagi untuk mendamping program Serasi.

“Kalau cetak sawah TNI-AD yang mengerjakan pekerjaan fisik. Nah, kalau di program Serasi, TNI cuma mendampingi. Yang mengerjakan fisik tetap petani/masyarakat,” tegas Sarwo Edhy.

Realisasi program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) sampai awal Mei 2019 relatif kecil karena kendala di lapangan cukup banyak seperti SID (Survei Investogasi Desain), petani yang tidak mau kerja dan sebagainya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News