Kementan Minta Petani Terapkan Cara Ini Untuk Antisipasi Hama dan Perubahan Iklim

Kementan Minta Petani Terapkan Cara Ini Untuk Antisipasi Hama dan Perubahan Iklim
Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto menyiram tanaman cabai di pesisir pantai Parang Trisik, Kulonprogo. Foto: Kementan

Anton juga mengatakan bahwa potensi musim kemarau ekstrem harus diwaspadai dan diantisipasi sejak dini.

Adapun petani dapat menyiapkan teknologi pengairan seperti infrastruktur panen air hujan seperti embung kecil, dam parit, long storage, sumur dangkal.

"Di samping itu dipersiapkan juga teknologi hemat air seperti sumur dangkal/ sumur renteng, irigasi tetes/ drip, irigasi curah/sprinkle, pompa air tenaga surya, tirta mini dan tirta midi," beber Anton.

Terpisah, Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf, menyampaikan bahwa pengelolaan OPT secara pre-emptif perlu dilakukan sejak awal. Tepatnya sebelum tanam untuk mewaspadai dan mencegah terjadinya serangan OPT.

"Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan varietas benih yang sehat bermutu bebas OPT, solarisasi tanah, pemasangan perangkap hama seperti likat kuning, likat biru dan putih, perangkap lampu dan sex pheromone sebagai antisipasi dan monitoring," papar Sri.

"Dengan demikian sebelum serangga hama dewasa meletakkan telur-telurnya pada tanaman budidaya dapat terpantau dan dikendalikan," tambahnya.

Yanti-sapaannya- menambahkan bahwa antisipasi serangan OPT melalui pengendalian pre-emptif ini dilakukan secara ramah lingkungan.

"Dengan demikian selain dapat mencegah terjadinya ledakan serangan OPT hama juga dapat meningkatkan kualitas dari hasil tanaman budidaya itu sendiri," tandas dia. (cuy/jpnn)

Kementan menyiapkan sejumlah skenario menghadapi musim kemarau, terutama terkait komoditas strategis hortikultura.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News