Kementan Minta Petani Terapkan Cara Ini Untuk Antisipasi Hama dan Perubahan Iklim

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan sejumlah skenario menghadapi musim kemarau. Terutama terkait komoditas strategis hortikultura.
Merujuk hasil pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau 2020 diprediksi datang lebih awal.
Direktur Jenderal Hortikiultura Prihasto Setyanto mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah antisipasi terkait terjadinya kemarau panjang sebagai dampak dari perubahan iklim ekstrem.
Ini sebagaimana arahan Menteri Syahrul Yasin Limpo (SYL), di mana seluruh jajarannya harus memiliki rencana jangka panjang dan inovasi, dalam menghadapi berbagai anomali cuaca.
"Selain menyebabkan berkurangnya ketersediaan air, kemarau panjang juga dapat meningkatkan dan mengubah pola perilaku hama. Kondisinya, hama yang menjadi lebih resisten dan ganas," ujar Prihasto dalam keterangannya, Jumat (12/6).
Prihasto juga menyampaikan bahwa dampak yang biasanya dirasakan petani antara lain kemungkinan penurunan hasil panen.
Ini diakibatkan meningkatnya serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) terutama hama.
"Selain itu terjadi peningkatan risiko gagal panen dan penurunan pendapatan petani," lanjut pria yang akrab dipanggil Anton itu.
Kementan menyiapkan sejumlah skenario menghadapi musim kemarau, terutama terkait komoditas strategis hortikultura.
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- Ibas Ajak ASEAN Bersatu untuk Menghadapi Tantangan Besar Masa Depan Dunia
- Kementan Kukuhkan Young Ambassador Agriculture 2025 & Duta Brigade Pangan Inspiratif
- Mentan Amran Sebut Produksi Beras Melonjak, Ini Angka Tertinggi
- Telkom Libatkan Komunitas Lokal, UMK, & Masyarakat untuk Perubahan Bumi
- Buku 'Siapa Bayar Apa Untuk Transisi Hijau?, Mengulas Tantangan Pembiayaan Energi