Kementan Terapkan Pola Kemitraan untuk Lindungi Petani Cabai

Kementan Terapkan Pola Kemitraan untuk Lindungi Petani Cabai
Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Ketersediaan pasokan aneka cabai, khususnya jelang Hari Raya Idul Adha dipastikan aman dan terkendali.

Namun, pasokan yang melimpah karena masa panen bisa memicu turunnya harga cabai di beberapa wilayah khususnya di Pulau Jawa.

Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), Spudnik Sudjono, mengatakan Kementan telah mengantisipasi turunnya harga cabai dengan menerapkan pola kemitraan antara petani dengan pedagang serta industri pengguna cabai.

"Pola kemitraan ini yang kami lakukan untuk atasi harga cabai, termasuk untuk solusi jangka panjang. Beberapa pola kemitraan yang sudah kami dorong selama ini diharapkan mampu mengatasi masalah cabai. Kami buat kemitraan antara produsen bubuk cabai, produsen sambal, dan kemitraan petani langsung ke konsumen lewat Toko Tani. Jadi cabainya petani dibeli langsung, ada kontraknya," ungkap Spudnik.

Pola kemitraan juga dilakukan melalui petani-petani andalan yang dikategorikan sebagai petani champion.

Petani champion berkoordinasi dengan industri sehingga cabai di tingkat petani bisa terserap maksimal.

“Saat ini misalnya, champion di Magelang sudah membangun kerjasama dengan industri, khususnya untuk cabai rawit merah. Kerja sama dilakukan antara lain dengan rumah makan dan industri kecil lainnya," ujar Spudnik.

Menurut data Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian ketersediaan cabai rawit merah di Agustus 81.864 ton, kebutuhan 73.197 ton, surplus 8.667 ton.

Pada September, ketersediaan cabai 78.606 ton, sedangkan kebutuhan 69.615 ton, sehingga surplus 8.991.

Sedangkan di Oktober, cabai surplus hingga 8.669 ton. Di mana ketersediaan 77.983 ton dan kebutuhan 69.314 ton.

Ketersediaan pasokan aneka cabai, khususnya jelang Hari Raya Idul Adha dipastikan aman dan terkendali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News