Kementan Tergetkan 1.000 Kelahiran Sapi Belgian Blue di 2019

Kementan Tergetkan 1.000 Kelahiran Sapi Belgian Blue di 2019
Ilusyrasi. Foto: Kementan

Ia menyebutkan, saat ini sapi yang dalam kondisi bunting hasil TE sebanyak 10 ekor dan IB 36 ekor. Selain itu di Balitnak Ciawi juga terdapat 4 ekor sapi bunting hasil TE. “Sapi keturunan Belgian Blue yang merupakan hasil persilangan dengan bangsa lain dapat lahir dengan normal tanpa kesulitan melahirkan,” ujarnya.

BET Cipelang pada tahun 2017 juga telah melakukan Pelatihan Transfer Embrio kepada petugas sebanyak 30 orang di 10 UPT terkait, pengadaan embrio sapi Belgian Blue 900 dosis dan pada tahun 2018 pengadaan semen beku Belgian Blue, embrio 900 dosis dan pelatihan Caesar.

Sugiono menegaskan, Pengembangan sapi Ras baru ini juga merupakan langkah kegiatan strategis Pemerintah untuk keluar dari ketergantungan terhadap impor, sehingga dengan adanya sapi pejantan unggul, maka akan dapat memenuhi kebutuhan donor di Balai Inseminasi Buatan Nasional/Daerah.

Kegiatan pengembangan sapi Belgian Blue saat ini lebih difokuskan di Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian, yaitu BBPTU-HPT Baturraden 250 ekor, BET Cipelang 179 ekor, BPTU-HPT Padang Mengatas 185 ekor, BPTU-HPT Sembawa 237 ekor, BBPP Batu-Malang 30 ekor, STTP Malang 17 ekor, BBPPKH Cinagara 14 ekor, STPP Bogor 7 ekor, STTP Magelang 25 ekor, Loka Penelitian Sapi Potong (Lolit) Grati 23 ekor, Balitnak Ciawi-Bogor 44 ekor.

Hal ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2011 tentang Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak, dimana rumpun baru yang masuk ke NKRI perlu mendapat rekomendasi dari Komisi Bibit Ternak. Oleh karena itu, pengembangan sapi Belgian Blue harus dilakukan dalam lokasi tertutup (close breeding) dan belum melibatkan masyarakat peternak.

“Kegiatan ini sudah tepat, karena untuk tahap awal lokasi pengembangan adalah di UPT-UPT lingkup Kementerian Pertanian sehingga belum melibatkan masyarakat peternak,” ungkap Sugiono.

Sugiono mengatakan, selama periode 1 tahun ini Kementan telah melakukan berbagai pengkajian terkait pengembangan sapi Ras Baru ini. “Sebelum sapi jenis Belgian Blue ini dapat dilepas ke peternak, kami bersama Tim Pakar dari akademisi juga melakukan pengkajian,” ungkap Sugiono.

Lebih lanjut Sugiono menjelaskan, kajian ini dilakukan agar diketahui potensi dan performa sapi Belgian Blue dengan tepat, sebelum dikembangkan di masyarakat. Menurutnya, ada beberapa kelemahan dalam pengembangan sapi Belgian Blue yakni sering terjadi kesulitan melahirkan dan memerlukan tindakan sectio caesarea (SC) pada anak TE, sehingga memerlukan manajemen pemeliharan dan pakan untuk mendukung metabolisme tubuhnya agar pertumbuhan otot dapat berkembang secara normal.

Program Pengembangan Sapi Ras Baru Belgian Blue telah diuji coba pada 2017 dan mulai difokuskan pengembangannya mulai tahun 2018.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News