Kementerian ATR/BPN Memperkenalkan PTSL Ke Pakistan
Dia menyebutkan sebanyak 7.810 unit GNSS RTK, 56 unit UAV, 1.572 laptop, 387 komputer tablet, 1.084 printer, 524 mesin scanner dibeli atau diadakan untuk tiap-tiap Kantor Pertanahan (Kantah) dan Kantor Wilayah (Kanwil) BPN Provinsi di seluruh Indonesia.
Langkah kedua, kata dia, melakukan survei dan pemetaan tiap-tiap bidang tanah di seluruh Indonesia, tidak terkecuali tanah adat.
"Sebagai contoh di Provinsi Bali, kami sudah melakukan pendaftaran tanah adat di Desa Adat Pakraman. Kurang lebih ada empat distrik di desa tersebut yang sudah selesai didaftarkan," kata Dony.
Langkah berikutnya, lanjut dia, mempersiapkan sumber daya manusia (SDM).
Kementerian ATR/BPN memiliki 17.590 orang ASN, dimana 2.279 orang diantaranya adalah surveyor.
Dengan jumlah surveyor tersebut, masih kurang untuk menjalankan PTSL.
Hal ini mendorong Kementerian ATR/BPN merekrut Surveyor Kadaster Berlisensi (SKB) serta merekrut dan melatih para Asisten Surveyor Berlisensi.
Pelaksanaan PTSL juga melibatkan konsultan pemetaan dan Kantor Jasa Surveyor Kadaster Berlisensi (KJSKB) dalam kegiatan pemetaan.
Dari sisi anggaran, untuk pelaksanaan PTSL, yang bersumber dari APBN, Kementerian ATR/BPN juga mendapat dukungan dari corporate social responsibility (CSR), pembiayaan dari APBD, hibah serta pinjaman.
Dony Erwan mengatakan bahwa PTSL merupakan inisiatif pemerintah dalam mendaftarkan tanah secara sistematis desa per desa di setiap wilayah Indonesia. Kementerian ATR/BPN memperkenalkan PTSL ke Pakistan.
- Menteri AHY Ungkap Puluhan Mafia Tanah Sudah Masuk Target Operasi, Tunggu Saja!
- Besok, Presiden Jokowi akan Serahkan 10.323 Sertifikat Tanah Elektronik di Banyuwangi
- Badan Bank Tanah & Polri Bersinergi untuk Laksanakan Tugas dan Fungsi
- Badan Bank Tanah Sebut Hak-Hak Masyarakat di HPL Tetap Dipenuhi
- Mafia Tanah di Jawa Timur Diamankan, Ribuan Sertifikat Dipalsukan
- Mentan Amran Dorong Kementerian ATR/BPN Beri Legalitas Jutaan Hektare Sawah di Indonesia