Kemnaker Gelar KKIN untuk Meningkatkan Kompetensi Instruktur

Kemnaker Gelar KKIN untuk Meningkatkan Kompetensi Instruktur
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membuka pelatihan Kompetisi Keterampilan Instruktur Nasional (KKIN) VI Tahun 2017 di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang, Selasa-Sabtu (21-25/11/2017). Foto: Kemnaker

"KKIN dapat menambah wawasan dan pengalaman berkompetisi bagi instruktur dan pengelola lembaga pelatihan kerja sehingga mereka mampu menyiapkan calon kompetitor pada ASEAN Skills Competition (ASC) dan mampu menyiapkan diri pada ajang kompetisi trainer tingkat Asia Tenggara maupun tingkat yang lebih luas lagi," kata Bambang.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan sangat mendukung penyelenggaraan KKIN ini. Menurut Ganjar KKIN bisa meningkatkan kompetensi instruktur sehingga bisa menyiapkan calon tenaga kerja yang kompetitif dan berdaya saing.

“Saya sangat mendukung kegiatan seperti ini sebagai salah satu langkah nyata untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing dalam rangka menyongsong Bonus Demografi di Indonesia yang diperkirakan terjadi pada tahun 2020-2030," kata Ganjar Pranowo.

Berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, peran BLK & Instruktur yg kompeten sangat diperlukan dalam rangka menjembatani link and match antara dunia pendidikan dunia dunia kerja.

"Dengan instruktur yang kompeten diharapkan akan menghasilkan calon tenaga kerja yang siap memasuki dunia kerja," ujar Ganjar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah bulan Agustus 2017, jumlah Angkatan Kerja di Jawa Tengah sebanyak 18,01 juta orang. Penduduk yang bekerja sebanyak 17,19 juta sehingga jumlah pengangguran 0,82 juta orang dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Tengah sebesar 4,57%. Dari jumlah tersebut pengangguran dari lulusan tingkat SLTA sebesar 50,56%.

Banyaknya jumlah pengangguran lulusan SLTA tersebut salah satu penyebabnya adalah tidak sinkronnya kompetensi calon tenaga kerja dengan kebutuhan pasar kerja.

“Untuk itu solusinya adalah penjurusan di SMK harus betul-betul sesuai kebutuhan dunia kerja. Demikian pula, pelatihan Calon Tenaga Kerja. Ke depan perlu disinkronkan dengan kebutuhan investor, berapa jumlah tenaga kerja dan jabatan-jabatan yang dibutuhkan," ungkap Ganjar.(adv/jpnn)


Pesert KKIN diharapkan termotivasi dalam meningkatkan kompetensinya baik secara individu maupun kedinasan sehingga mampu meningkatkan kompetensi dan daya saing


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News