Menaker: Peluang Pemagangan Ke Jepang Terus Diperbanyak

Menaker: Peluang Pemagangan Ke Jepang Terus Diperbanyak
Menteri Ketenagakerjaan RI M. Hanif Dhakiri (kedua kiri) pada acara Penandatanganan Komitmen Program Pemagangan ke Jepang Antara Pemprov Bengkulu dengan CEO IM Jepang di Bengkulu, Jumat (17/11). Foto: Kemnaker RI

jpnn.com, BENGKULU - Pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah peserta program pemagangan ke Jepang. Namun peluang ini harus diimbangi kompetensi dan keterampilan dan kerja agar sesuai dengan kebutuhan industri di sana.

“Peluang magang di Jepang ini menjadi momentum yang baik bagi para pemerintah daerah, termasuk Pemda Bengkulu, untuk terus mendorong dan mempersiapkan agar anak-anak mudanya ikut pemagangan di Jepang,” kata Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakiri saat memberikan sambutan pada acara Penandatanganan Komitmen Program Pemagangan ke Jepang Antara Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan CEO IM Jepang di Bengkulu, Jumat (17/11).

Berdasarkan data Kemnaker per 30 September 2017 tercatat telah lebih dari 68.450 orang peserta pemagangan yang telah diberangkatkan ke luar negeri, dimana sekitar 48.389 orang telah kembali dan 20.061 orang peserta masih mengikuti program pemagangan di luar negeri, terutama di Jepang.

Menurut Menaker, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker) terus mendorong berbagai upaya peningkatan kompetensi masyarakat Indonesia baik untuk angkatan kerja lama maupun angkatan kerja baru.

Upaya peningkatan kompetensi ini dinilai Menteri Hanif sebagai terobosan nyata untuk meningkatkan kompetensi SDM Indonesia. Dengan adanya kompetensi yang terakui, masyarakat khususnya pemuda dapat masuk ke pasar kerja.

"Nah Program Pemagangan ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk memastikan agar pemuda kita ini memiliki keterampilan, memiliki kompetensi,” ujar Menteri Hanif.

Ia pun menjelaskan, program pemagangan bukanlah program yang berorientasi pada upah. Namun, pemagangan adalah bagian dari sistem pendidikan dan pelatihan kerja. Untuk itu, pemagangan ke luar negeri seperti ke Jepang harus diniati sebagai belajar. Peserta pemagangan harus menguasai sisi keilmuan maupun etos kerja dan produktitasnya.

"Sesungguhnya pelatihan kerja dengan pola pemagangan luar negeri dimaksudkan sebagai upaya peningkatan kemampuan SDM kita mendekati standar kompetensi industri multinasional agar mampu bersaing di pasar kerja global,” ujar Menaker Hanif.

Pemerintah Indonesia terus mendorong berbagai upaya peningkatan kompetensi masyarakat Indonesia baik untuk angkatan kerja lama maupun angkatan kerja baru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News