Kemnaker Menginisiasi Pendirian Pusat Pengembangan Keterampilan di Daerah

Kemnaker Menginisiasi Pendirian Pusat Pengembangan Keterampilan di Daerah
Plt Direktur Kelembagaan Pelatihan, Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktifitas, Kemnaker, Adi Nugroho saat penutupan Rakor Skills Developmant Center di Yogyakarta, Jumat (8/11). Foto: Humas Kemnaker

jpnn.com, YOGYAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menginisiasi pendirian program pusat pengembangan keterampilan atau Skills Development Center yang tersebar di 20 daerah kabupaten/kota yang ditunjuk sebagai projek percontohan.

Skills Development Center adalah program terpadu yang melibatkan Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Bapenas serta pemerintah daerah. Program ini bertujuan meningkatkan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah serta industri dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar kerja di masing-masing daerah.

“Pemerintah ingin memastikan program peningkatan skill pekerja sampai dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sesuai arahan Presiden, program pemerintah tidak hanya sent, tapi deliver ke masyarakat,” kata Adi Nugroho, Plt. Direktur Kelembagaan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktifitas, Kementerian Ketenagakerjaan RI usai penutupan Rapat Koordinasi Skills Developmant Center di Yogyakarta, Jumat (8/11/2019).

Dua puluh daerah yang melaksanakan program Skills Developmant Center adalah Aceh Tamiang (Aceh), Pakpak Bharat (Sumatera Utara), Kota Padang (Sumatera Barat), Kota Serang (Banten), Bandung Barat, Sumedang, Kota Bekasi (Jawa Barat), Kota Semarang, Surakarta, Karanganyar (Jawa Tengah), Kulonprogo (DI Yogyakarta), Kabupaten Malang (Jawa Timur), Lombok Timur (NTB), Makassar, Bantaeng (Sulawesi Selatan), Kendari (Sulawesi Tenggara), Samarinda (Kalimantan Timur), Ambon (Maluku), Ternate (Maluku Utara), Sorong (Papua Barat). “Tahun ini, piloting di 20 daerah tersebut. Targetnya pada tahun 2020 melatih 20 ribu tenaga kerja,” tambah Adi.

Program Skills Development Center di bawah koordinasi kepala daerah setempat dengan melibatkan unsur Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Bappeda, Dinas Perindustrian serta unsur pelaku industri. Pelatihan keterampilan kerja diberikan secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan tanpa batasan usia dan pendidikan. Jenis pelatihan menyesuaikan kebutuhan pasar kerja di masing-masing daerah. Pelatihan dilaksanakan di Balai Latihan Kerja (BLK) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Kepala Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bandung, Aan Subhan, yang juga menjadi narasumber pada acara rapat koordinasi mengatakan, Program Skills Development Center adalah bagian pelatihan vokasi dalam menjawab tantangan problem ketenagakerjaan nasional.

Menurutnya, saat ini angkatan kerja Indonesia yang mencapai 133 juta orang, didominasi lulusan SD-SMP yang jumlahnya mencapai 58%. Selain itu angka mismatch (ketidak sesuaian antara pendidikan dan pekerjaan) mencapai 50% lebih. Belum lagi tantangan bonus demografi yang segera dihadapi Indonesia 5-10 tahun ke depan.

“Pelatihan vokasi yang tersertifikasi kompetensi dan sesuai kebutuhan pasar kerja di masing-masing daerah, adalah cara cepat menjawab kebutuhan tenaga kerja yang terampil,” ujarnya.

Kemnaker menginisiasi pendirian pusat pengembangan keterampilan atau Skills Development Center yang tersebar di 20 daerah kabupaten/kota.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News