Kenali Bahaya Depresi Penyebab Sulli Bunuh Diri

Kenali Bahaya Depresi Penyebab Sulli Bunuh Diri
Sulli. Foto: KpopStarz

jpnn.com - Bintang asal Korea Selatan, Sulli, ditemukan meninggal dunia di rumahnya pada Senin (14/10) akibat bunuh diri. Penyebabnya diduga akibat depresi parah, yang akhirnya membuatnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Usianya baru 25 tahun. Secara medis, depresi yang tidak ditangani dengan baik memang bisa memunculkan banyak bahaya, hingga bisa berujung pada percobaan bunuh diri.

Dari pemberitaan, pihak kepolisian Korea menyebut bahwa wanita bernama asli Choi Jin-ri ini meninggal dunia akibat gantung diri di lantai dua apartemennya di Seongnam. Pihak kepolisian juga menyebut, penyebab Sulli gantung diri diduga karena depresi berat.

Beberapa waktu lalu, Sulli sempat mengunggah video di Instagram, memperlihatkan dirinya menangis dan mengatakan I’m not a bad person.

Sulli termasuk aktif di media sosial dan baru-baru ini menjadi pembaca acara serial TV tentang penyalahgunaan media daring. Beberapa media asing bahkan menyebutnya cukup lantang menyuarakan feminisme dan pandangannya tidak ditutup-tutupi. Hal tersebut cukup jarang ditemui di antara pada idola wanita di Korea Selatan yang cenderung konservatif.

Mengenai tragedi kematian Sulli, para fans menyalahkan perundungan siber (cyberbullying) yang diduga menjadi penyebab utama depresi yang dialaminya.

Bahaya depresi yang tidak boleh disepelekan

Berdasarkan penjelasan dari dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, depresi adalah gangguan mental yang paling umum dan sering ditemui. Menurut data dari Badan Kesehan Dunia (WHO), lebih dari 300 juta populasi dunia mengalaminya. Depresi bisa dialami siapa saja dari berbagai usia.

Sayangnya, sebagian besar masyarakat, termasuk di Indonesia, menganggap orang-orang yang berjuang dengan depresi kurang religius, lemah psikologis, atau dianggap melebih-lebihkan atau mencari perhatian. Anggapan tersebut tidak tepat.

Pihak kepolisian juga menyebut, penyebab Sulli gantung diri diduga karena depresi berat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News